Selasa 01 Jul 2025 15:13 WIB

Program Magister Ekonomi Syariah UNISBA Gelar FGD Kolaborasi Filantropi Islam Indonesia-Malaysia

Potensi wakaf uang yang sangat besar di Indonesia masih rendah realisasinya

Focus Group Discussion (FGD) dengan tema
Foto: Dok Republika
Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Model Kolaborasi Pentahelix Lembaga Filantropi Islam dalam Mencapai SDGs di Indonesia dan Malaysia yang digelar Unisba

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Program Magister Ekonomi Syariah Universitas Islam Bandung (UNISBA), bekerja sama dengan LPPM UNISBA, akan menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema 'Model Kolaborasi Pentahelix Lembaga Filantropi Islam dalam Mencapai SDGs di Indonesia dan Malaysia', belum lama ini. FGD ini, bertujuan untuk memotret dan mengumpulkan data mengenai implementasi kolaborasi pentahelix yang telah dilakukan oleh lembaga zakat dan wakaf di Indonesia, khususnya dalam kemitraan dengan pihak di Malaysia.

Penelitian ini juga melibatkan kerja sama dengan Universitas Islam Malaysia (USIM). Sehingga output kegiatan ini menjadi suatu penelitian yang bisa memeberikan gambaran bagi lembaga Filatropi Islam.

Baca Juga

Diskusi ini, menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka dari berbagai unsur pentahelix, yang memiliki pengalaman dan pandangan mendalam mengenai filantropi Islam dan pembangunan berkelanjutan. Di antaranya, dari Kementerian Agama RI Muhibbudin, Humairoh Anahdi dari BSI Maslahat, Prof. Dr. Nurul Huda, MM, M.Si dari Wakaf MES, Mohan dari Baznas Pusat, Prof. Dr. H. Ahmad Hasan Ridwan, M.Ag. dari Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Nur Efendi S,Sos.I M.E dari Broad Trustees Rumah Zakat, Nurudin Bin Ari dari Sinergi Foundations dan H Irvan Nugraha sebagai CEO Rumah Zakat.

Dari pemaparan para narasumber, terungkap bahwa meskipun terdapat inisiatif kolaborasi pentahelix yang telah berjalan, hasilnya masih belum mencapai potensi maksimal. BSI Maslahat, misalnya, mengakui bahwa program-program pendistribusian dan pemberdayaan mereka, meski sudah diarahkan ke SDGs. "Masih menunjukkan hasil yang "merah" atau jauh dari target optimal, dengan salah satu kendala utamanya adalah keterbatasan operasional dan administrasi amilin," ujar Humairoh Anahdi dari BSI Maslahat.

Nurudin Bin Ari dari Sinergi Foundation menyoroti bahwa potensi wakaf uang yang sangat besar di Indonesia masih rendah realisasinya, dan hanya sebagian kecil aset wakaf yang berhasil diproduktifkan. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh rendahnya literasi masyarakat tentang wakaf serta kapasitas nazir dalam memproduktifkan aset. "Memang perlu ada peningkatan kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan akademisi untuk penguatan pengetahuan," katanya.

Sementara Prof. Dr. Nurul Huda menegaskan bahwa pengelolaan wakaf produktif, yang telah terbukti mampu menyentuh berbagai ranah SDGs seperti kesehatan dan lingkungan, harus senantiasa dioptimalkan melalui pendekatan pentahelix dengan melibatkan pemerintah, masyarakat, media, akademisi, dan pelaku usaha secara sinergis.

Muhibuddin dari Kementerian Agama RI juga menyampaikan komitmen pemerintah sebagai regulator untuk membangun sinergi kuat dalam ekosistem filantropi Islam, mengacu pada Inpres No. 8/2025 dan berbagai rancangan regulasi baru untuk optimalisasi pengelolaan zakat. Berbagai program kolaborasi Kemenag seperti Kampung Zakat, Pemberdayaan Ekonomi Umat Berbasis KUA, dan Inkubasi Wakaf Produktif menjadi bukti nyata upaya tersebut.

Secara keseluruhan, diskusi dalam FGD ini menyimpulkan bahwa kolaborasi pentahelix bukan sekadar strategi, melainkan sebuah keniscayaan untuk mewujudkan potensi besar filantropi Islam dalam mendukung pencapaian SDGs dan kesejahteraan umat.

H Irvan CEO Rumah Zakat dan perwakilan BAZNAS sama-sama menekankan pentingnya pendekatan multi-sektor untuk inovasi program berkelanjutan, peningkatan transparansi, dan partisipasi masyarakat. Tantangan seperti penguatan regulasi dan standardisasi alat evaluasi memang masih ada, namun melalui forum pentahelix nasional, platform digital kolaboratif. Serta, kampanye tematik lintas sektor, diharapkan sinergi dapat terus diperluas demi terwujudnya tujuan pembangunan yang berkelanjutan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement