Selasa 15 Jul 2025 19:25 WIB

Bandung Kota Paling Macet, Polisi Ungkap Ini Penyebabnya

Sampah yang menumpuk di bahu jalan hingga parkir kendaraan jadi penyebab kemacetan

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Sejumlah titik kemacetan terjadi di jalur Lembang-Bandung (Ilustrasi)
Foto: Edi Yusuf
Sejumlah titik kemacetan terjadi di jalur Lembang-Bandung (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jawa Barat (Jabar) mengungkapkan sejumlah penyebab kemacetan yang terjadi di Kota Bandung. Mereka menyebut keberadaan pasar tumpah, sampah yang menumpuk di bahu jalan hingga parkir kendaraan di bahu jalan berkontribusi terhadap kemacetan.

Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jawa Barat Kombes Pol Dodi Darjanto mengatakan, petugas kepolisian saat ini tengah melakukan operasi patuh Lodaya tahun 2025 mulai tanggal 14 Juli hingga 27 Juli. Ia mengatakan operasi Lodaya menyasar sejumlah pelanggaran mulai dari melawan arus, berboncengan lebih dari satu orang, tidak memakai helm dan sabuk serta pelanggaran lainnya.

Baca Juga

Di Kota Bandung, ia mengerahkan 522 anggota polri untuk melakukan pengawasan arus lalu lintas dan keselamatan di 19 titik ruas jalan Kota Bandung. Diharapkan selama 14 hari ke depan, terjadi peningkatan kualitas keselamatan dan tidak ada terjadi kecelakaan.

"Arus yang tadinya mungkin agak tersendat dan terhambat menjadi lebih lancar. Ada beberapa kegiatan yang dioptimalkan yang pertama, kegiatan peningkatan kapasitas ruas jalan," ujar Dodi, Selasa (15/7/2025).

Dodi mengatakan, ruas jalan yang mengalami gangguan dan terhambat terjadi karena beberapa faktor seperti pasar tumpah. Dodi meminta agar kepala pasar bisa menertibkan pasar tumpah agar lebih tertata dan tidak bergeser ke bahu jalan.

Ia pun menyoroti sampah-sampah yang berada di badan jalan. Dodi menyebut keberadaan sampah di badan jalan membahayakan dan mengurangi kapasitas jalan. "Sampah-sampah yang ada di depan pasar rata-rata menggunakan badan jalan juga. Penggunaan badan jalan untuk membuang sampah itu sangat membahayakan dan mengurangi kapasitas jalan," kata dia.

Selain itu, ia melihat banyak kendaraan yang parkir di pinggir jalan arteri atau bahu jalan tol. Ia menyebut hal itu harus dihindari dan lebih baik beristirahat di rest area atau kantong parkir yang telah disiapkan.

Menurutnya, parkir di bahu jalan malam hari rawan tertabrak. Selain itu, kapasitas jalan menjadi berkurang. Ia pun meminta kepada pelaku usaha di pinggir jalan menyediakan kantong parkir.

Dodi mengatakan dua hari pelaksanaan operasi Lodaya ia menyebut korban meninggal dunia dan luka-luka mengalami penurunan 99 hingga 100 persen. "Harapannya dengan berakhirnya nanti operasi 14 hari ke depan tentunya tidak ada lagi korban-korban sia-sia yang harus terjadi di jalan dan tingkat kelancaran di jalan juga semakin baik," katanya.

Sebelumnya, Kota Bandung dinobatkan sebagai kota termacet pertama se Indonesia berdasarkan Tomtom Index Traffic sebuah aplikasi navigasi lalu lintas. Wali Kota Bandung M Farhan menyebut jumlah unit kendaraan di Kota Bandung hampir sebanding dengan jumlah penduduk di Kota Bandung.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement