REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI --Saat ini, Kota Cimahi, Jawa Barat sedang menghadapi krisis lahan pemakaman. Berdasarkan data Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Cimahi menunjukan kini hanya menyisakan 1.089 lubang makam lagi dari delapan tempat pemakaman umum (TPU) yang dikelola pemerintah.
"Untuk ketersediaan lahan pemakaman baik muslim maupun non muslim sudah berkurang. Sekarang tersisa 1.089 lubang lagi dari 8 TPU yang kami kelola," ujar Kepala DPKP Kota Cimahi, Endang, Selasa (12/8/2025).
Pemakaman yang dikelola Pemkot Cimahi tersebar di TPU Muslim Cipageran yang sudah terisi 4.126 dari total kapasitas 4.851 lubang. Sehingga, sisanya hanya 725 lubang, di TPU Mbah Cikur yang memiliki kapasitas 1.559 lubang kini sudah terisi 2.516 sehingga lebih 917 unit makam.
Kemudian TPU Kihapit total daya tampungnya sebanyak 1.571 lubang dan sudah terisi 828 lubang sehingga sisanya hanya 743 lubang, di TPU Pojok dari total daya tampung 3.877 lubang sudah terisi 4.051 lubang sehingga kelebihan 624 jenazah.
Di TPU Sirnaraga terdapat jatah 1.608 lubang, dan kini sudah terisi 831 lubang sehingga tersisa 777 lubang, TPU Lebaksaat yang memiliki kapasitas 909 lubang sudah terisi 535 lubang sehingga sisanya 374 lubang saja. Begitupun di TPU non muslim seperti di Leuwigajah (Kerkof) yang memiliki kapasitas 6.669 lubang kini sudah dihuni 7.028 jenazah serta TPU Cipagera (Santiong) dari kapasitas 1.770 subang kini sudah terisi 1.339 lubang sehingga sisanya hanya 371 lubang.
Sehingga dari total daya tampung pemakaman keseluruhan mencapai 22.853 lubang dari total delapan makam yang dikelola Pemkot Cimahi itu hanya menyisakan 1.089 lubang saja. Sedangkan yang sudah terisi sudah ada 21.764 lubang. Endang mengatakan, di TPU yang sudah overload itu pihaknya terpaksa menerapkan sistem tumpang.
"Dari 8 TPU yang dikelola pemerintah memang ada yang sudah minus, artinya melebihi daya tampung atau kapasitas. Itu solusinya terpaksa harus tumpang baik di TPU muslim maupun non muslim," kata Endang.
Endang melanjutkan, ketersediaan lahan pemakaman dengan angka kematian yang terdata Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Cimahi yang mencapai 4.500 dalam setahun.
"Tingkat angka meninggal per tahun 4.500 angkanya kalau data dari Disdukcapil. Kemudian yang dimakamkan di 8 TPU yang dikelola pemerintah itu 300-500 per tahun. Sisanya mungkin di makam keluarga atau di luar Kota Cimahi," katanya.
Semakin krisisnya lahan pemakaman ini, kata dia, tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkot Cimahi. Endang mengatakan, pihaknya sedang mencari lahan baru untuk lokasi pemakaman. Termasuk aset-aset milik Pemkot Cimahi.
"Kita sekarang sedang mencari lahan baru bekerjasama dengan BPKAD (Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah). Saya juga tegaskan di sini bahwa pemakaman yang dikelola kami itu sudah tidak dipungut retribusi," kata Endang.