Selasa 19 Aug 2025 21:58 WIB

Munas Perdana di Bandung, Ini Harapan Sprindo Migas

Sekitar 70 persen Pertashop ini dalam kondisi merugi.

Rep: Ferry Bangkit Rizki / Red: Arie Lukihardianti
Munas 1 Sprindo Migas di Hotel Holiday In, Kota Bandung, Jawa Barat pada Selasa (19/8/2025).
Foto: Ferry Bangkit
Munas 1 Sprindo Migas di Hotel Holiday In, Kota Bandung, Jawa Barat pada Selasa (19/8/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA BANDUNG -- Subhan Ali Yusuf dikukuhkan menjadi Ketua Umum Serikat Pengusaha Retail Indonesia Minyak dan Gas (Sprindo Migas). Di momen ini, ia menyerukan kebangkitan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Pertashop.

Sebab, menurut Subhan, kondisi usaha Pertahsop saat ini sedang tidak baik-baik saja. Subhan menyebutkan, sekitar 70 persen usaha Pertashop saat ini sedang mengalami kerugian, hingga ada yang gulung tikar.

Baca Juga

"70 persen Pertashop ini dalam kondisi merugi. Ada dua, dia operasional tapi dia nombok setiap bulan karena marginnya keuntungannya enggak kuat, hanya untuk biaya produksi jadi dia harus nombok. Kedua meruginya memang tutup total," ujar Subhan disela-sela Musyawarah Nasional 1 Sprindo Migas di Hotel Holiday In, Kota Bandung, Jawa Barat pada Selasa (19/8/2025).

Penyebabnya, kata dia, di antaranya diparitas harga Pertamax dengan BBM bersubsidi jenis Pertalite. Dulu ketika harga Pertamax dengan Pertalite perbedaannya tidak terlalu jauh, penjualan BBM di Pertashop tetap aman. Kemudian Pertashop juga kalah bersaing dengan penjual eceran dan Pertamini.

"Disparitas harga yang jauh adalah yang utama, sekarang harga disparitas tinggi orang pasti cari yang murah. Kedua sebenarnya kompotitor kita Pertamini dan 'pertabotol' (penjual eceran)," kata Subhan.

Pengecer Pertamini dan pengecer botol, kata dia, mendapatkan margin lebih besar, dapat untung lebih besar, tetapi tidak membayar kewajiban-kewajiban resmi seperti pajak. Berbeda dengan Pertashop yang harus membayarkan kewajibannya seperti pajak.

"Kita pengen merata semua supaya Pertashop bisa bangkit. Karena Pertashop ini nyumbang ke negara pajaknya setiap 1 liter itu 16,6 persen untuk pajak, margin kita cuma 6 persen," katanya.

Sehingga, kata dia, untuk mengantisipasi semakin terpuruknya usaha Pertashop, pihaknya berharap pemerintah mengizinkan adanya perluasan usaha. Dimana setiap Pertashop tidak hanya menyediakan BBM saja, tapi juga yang berhubungan dengan pangan seperti beras dan sebagainya.

"Supaya UMKM tangguh pengennya kita jadi sentra Ekonomi. Harapannya kita yang sekarang bukan hanya berfokus pada BBM, kan pemerintah sekarang fokusnya ke pangan. Ayo dong kita kolaborasi dengan Bulog dan Pupuk Indonesia. Jadi datang ke Pertashop mindsetnya bukan hanya beli energi, BBM tapi juga pangan seperti beras. Jadi ketahanan energi dan ketahanan pangan," ujar Subhan.

Kemudian, pelaku UMKM Pertashop juga meminta adanya perubahan margin keuntungan yang didapat. Sebab margin saat ini dari penjualan BBM nonsubsidi jenis Pertamax tidak begitu menguntungkan bagi pelaku UMKM Pertashop. "Target terdekat harapannya adalah margin mudah mudahan bisa berubah karena itu domainnya di Pertamina," kata Subhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement