REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pada pelaksanaan Wisuda Gelombang II Tahun Akademik 2024/2025 yang digelar di Aula Utama Unisba, Sabtu hingga Ahad (23–24/8/2025), Unisba mengukuhkan lebih dari 1.700 lulusan. Termasuk, dua wisudawan inspiratif yang kisah perjuangannya menjadi teladan tentang arti kesabaran, kerja keras, dan doa. Yakni, Adienda Alifah Mutiara Wardah warga Kota Bandung dan Hafitsa Saleh seorang putri nelayan dari Nusa Tenggara Timur (NTT), yang gigih mengabdi untuk pendidikan.
Hafitsa Saleh, wisudawan Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, dengan IPK 3,20. Berasal dari Kabupaten Alor NTT, Hafitsa adalah anak kedua dari lima bersaudara dengan ayah seorang nelayan sekaligus petani musiman, dan ibu seorang ibu rumah tangga.
Hafitsa bisa berkuliah di Unisba berkat beasiswa Indonesia Timur. Beasiswa ini menjadi pintu baginya untuk menimba ilmu, setelah sebelumnya sempat gagal lolos seleksi PTN. “Beasiswa ini sangat berarti. Orang tua saya hanya perlu menanggung biaya perjalanan dari pondok ke kampus, selebihnya sudah ditanggung. Alhamdulillah, saya bisa belajar di Unisba,” ujar Hafitsa.
Selama di Bandung, Hafitsa tinggal di Pondok Pesantren At-Tamim, Cileunyi, Kabupaten Bandung. Di pesantren ini, ia tetap istiqamah menghafal Al-Qur’an, dengan capaian mutqin sebanyak 5 juz. Selain itu, ia juga berperan sebagai pembina yang membimbing adik-adik santri, serta mendapat kesempatan untuk mengajar.
Kesederhanaan tidak membuatnya minder, justru menjadi dorongan untuk terus maju. “Saya memilih Unisba karena kampus ini bergengsi dan punya suasana islami yang mendukung,” katanya.
Hafitsa berencana kembali ke tanah kelahirannya setelah wisuda. “Insya Allah saya ingin pulang dan mengajar di NTT. Di sana masih banyak anak-anak yang membutuhkan guru berpendidikan tinggi. Ke depan, semoga ada peluang untuk melanjutkan S2,” paparnya.
Selain Hafitsa, kisah inspiratif lainnya adalah Adienda Alifah Mutiara Wardah, wisudawan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang berasal dari Kota Bandung, lulus dengan predikat Pujian (IPK 3,72). Sejak awal, perjalanan kuliahnya tidaklah mudah. Putri pertama dari tiga bersaudara ini sempat ragu apakah bisa melanjutkan pendidikan tinggi, hingga akhirnya mendapatkan beasiswa KIP Kuliah.
“Awalnya sempat ragu bisa kuliah atau tidak, tetapi Alhamdulillah dengan adanya KIP, saya bisa duduk di bangku perkuliahan hingga menyelesaikan studi. Beasiswa ini sangat membantu, sekaligus menjadi motivasi untuk terus berprestasi,” katanya.
Selama kuliah, Adienda aktif berorganisasi di Himpunan Mahasiswa Akuntansi Unisba selama dua periode. Ia menginisiasi berbagai program, di antaranya pelatihan untuk UMKM Tamansari serta program pengabdian masyarakat untuk UMKM Bojongsoang. Tak hanya itu, ia juga bekerja paruh waktu di Trans Studio sebagai staf akuntansi dan audit untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup.
Meski sang ibu sudah meninggal dunia dan ayahnya tengah berjuang melawan penyakit jantung serta diabetes, Adienda tetap tegar. “Ayah dan ibu adalah pahlawan terbaik saya. Pesan saya untuk ayah, tetap semangat, kuat, dan insya Allah ujian dari Allah akan bisa dilewati,” kata Adienda penuh haru.
Kini, Adienda akan melanjutkan studi melalui program fast track S2 dengan beasiswa dari Bank BSI. Harapannya, ilmu yang diperoleh bisa menjadi bekal untuk menebar manfaat lebih luas bagi masyarakat.