REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandung mengecek langsung jalur Sesar Lembang di Gunung Batu, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Ahad (24/8/2025). Sesar sepanjang 29 kilometer itu mengalami peningkatan kegempaan belakangan ini.
BPBD Kota Bandung menggadeng Peneliti Gempa Bumi Badan Riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Mudrik Rahmawan Daryono serta melibatkan puluhan relawan kebencanaan dan masyarakat umum. Sesar aktif sepanjang 29 kilometer berpotensi memicu gempa besar yang bisa berdampak luas bagi daerah di wilayah Bandung Raya.
"Kami ingin mendapatkan penjelasan dari ahlinya, Sesar Lembang itu kejadiannya seperti apa, apa dampak negatifnya, besarannya berapa," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Bandung, Didi Ruswandi di Gunung Batu Lembang.
Pemkot Bandung, kini mulai memprioritaskan mitigasi Sesar Lembang karena memiliki dampak atau kerusakan besar dibanding bencana alam lainnya. Apalagi belakangan ini wilayah Bandung Raya diguncang gempa yang bersumber dari pergerakan Sesar Lembang.
"Ini (Sesar Lembang) jadi prioritas utama. Awalnya kemarin Pak Wali minta kami mitigasi erupsi Gunung Tangkuban Parahu, tapi setelah kita ngobrol dengan PVMBG ternyata untuk Kota Bandung dampaknya relatif kecil sekali. Jadi sekarang kami fokuskan ke Sesar Lembang dan pergerakan tanah," kata dia.
Berdasarkan informasi peneliti BRIN, kata Didi, bahwa tingkat kerusakan wilayah Kota Bandung cukup tinggi jika Sesar Lembang mengguncang. "Dari hasil simulasi atau pemodelan tingkat kerusakannya MMI 8, jadi seluruh Kota Bandung karena tingkat kepadatan penduduknya sangat tinggi, intensitas kerusakan merata," katanya.
Menurut Didi, masyarakat Kota Bandung sudah menyadari betapa pentingnya mitigasi bencana gempa bumi. Bahkan dalam sepekan kedepan BPBD sudah banyak menerima permintaan sosialisasi dan simulasi dari masyarakat. "Kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kapasitas diri bagi evakuasi mandiri itu meningkat. Untuk minggu depan, Senin sampai Jumat, jadwal sudah penuh. Sehari dua kali pelatihan," kata Didi.