REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Telkomsel, terus menunjukkan kepeduliannya pada pengembangan usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia. Berbagai program untuk membantu UKM, telah dibuat oleh Telkomsel. Salah satunya, program Corporate Social Responsibility (CSR) Digital Creative Entrepreneurs (DCE) yang telah memasuki tahun ke-4. Belum lama ini, telah digelar DCE Summit 2025 di Bandung yang engusung tema “AI for #AdvancingLocals”.
Konferensi ini, menjadi ruang kolaborasi untuk mempercepat UKM dalam mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI). Kegiatan yang digelar adalah menghadirkan sesi berbagi wawasan, demonstrasi teknologi, dan jejaring bisnis. Pada puncak acara, Telkomsel pun menobatkan UKM Seed Paper Indonesia berbasis di Jakarta Timur sebagai Best of the Best di DCE ke-4.
UKM yang berasal dari Jawa Barat (Jabar), ada yang terpilih sebagai 12 UKM finalis DCE ke-4. Di antaranya, yakni kūn anta! (Bandung), Poppetite.co (Bandung), Rumah Sandal Geulis (Bandung), KEYTABEE (Cianjur), dan EcoPlastID (Bandung).
Mengikuti program DCE yang digelar Telkomsel ini, sangat banyak manfaatnya untuk UKM. Salah satunya, dirasakan oleh CEO kun anta!, Muhammad Khayrul Anaam. Menurutnya, ia sangat senang bisa terpilih menjadi salah satu UKM diprogram ini. Dengan mengikuti DCE, Khayrul bisa merasakan pengalaman yang impresif, menambah ilmu dan mengesankan.
"Ternyata tidak DCE ini hanya kompetisi saja. Tapi kami juga digembleng, di coaching bagaimana bisa mengembangkan usaha. Kami, punya banyak ilmu untuk berkembang dengan mengikuti pelatihan dari Telkomsel ini," ujar Khayrul, kepada Republika, Selasa (26/8/2025).
Khayrul menjelaskan, selama mengikuti DCE selain dikompetisikan mana yang terbaik, ia memperoleh banyak pelatihan. Yakni, dari mulai pelatihan marketing, marketing digital, leadership, membangun management, menyusun keuangan hingga menyiapkan investasi.
"Saya senang, usaha kami bisa terpilih diprogram ini. Kemungkinan besar, karena memang usaha kami sedang berkembang dan bisa menunjukkan kalau produk kami bertumbuh dan membutuhkan support. Selain itu, Telkomsel bisa melihat produk kami menunjukkan ada value produk dan perusahaan," paparnya.
Khayrul berharap, setelah mengikuti DCE Telkomsel ini bisa membuat diversifikasi produk. Serta, ingin menjadi produk halal dan natural yang cukup berkembang di Indonesia. Ke depan, ia pun ingin produknya bisa diekspor. Karena, di luar negeri masih ada peluang besar produk halal dan natural yang saat ini belum terlalu banyak.

"Terkait peran operator seluler, bagi saya sangat penting untuk menunjang usaha. Saya sendiri, menggunakan Telkomsel untuk menunjang berbagai aktivitas termasuk usaha. Saya baru 2 tahun pakai Telkomsel, awalnya pakai opertor lain. Tapi sejauh ini, Telkomsel paling stabil jaringannya dimana-mana terutama saat keluar negeri, Singapur, Malayasia Thailand, Turki, dan Arab Saudi," papar Khayrul.
Kun anta! sendiri, kata dia, usahanya bergerak di bidang di personal care. Yakni, memproduksi sabun mandi natural dari bahan-bahan alami. Saat ini, baru ada dua produk yaitu sabun dan shampo yang menggunakan bahan-bahan alami. Produknya, sangat diminati karena kalau produk yang ada di pasaran selama ini menggunakan detergen. "Kalau produk kami, kembali pada alam. Untuk menghasilkan sabunnya, kami menggunakan minyak zaitun dan minyak kelapa," katanya.
Usaha personel care ini, menurut Khayrul, sudah berjalan selama 5 tahun dengan tempat usaha berlokasi di Bandung. Ia mengawali bisnisnya, bermula dari kegiatan program spiritual sebagai lulusan Daarut Tauhid (DT) yang mengikuti program wirausaha.
"Saya termotivasi untuk membangun usaha sendiri. Saya memilih membuat produk sabun, karena melihat fenomena sehari-hari. Saya melihat produk sabun bagus, di luar negeri produk natural ini menjadi alternatif dan belum banyak dilirik pengusaha di Indonesia," paparnya.
Khayrul bersyukur, produk sabun alaminya pun bisa memberikan banyak manfaat bagi yang memiliki masalah sensitif hingga kulit exsim. Dengan penjualan melalui market place, ia sudah mempekerjakan 9 orang.