REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Operasional Lembang Park and Zoo masih ditutup meskipun macan tutul yang kabur dari kandang karantina disebut sudah berada luar kawasan objek wisata yang terletak di Jalan Kolonel Masturi, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat itu.
Humas Lembang Park and Zoo Miftah Setiawan mengatakan, pihaknya tetap menunggu lampu hijau dari Pemkab Bandung Barat dan Balai Besar Konservasi Alam (BBKSDA) untuk membuka kunjungan bagi wisatawan.
"Tapi untuk pertanyaan kapan Lembang Park and Zoo akan buka, kami tetap berharap secepatnya. Kita tetap mengikuti arahan dari BKSDA dan juga arahan dari Pak Wakil Bupati," ujar Miftah di Lembang Park and Zoo, Senin malam (8/9/2025).
Seperti diketahui operasional objek wisata Lembang Park and Zoo itu ditutup sementara untuk umum sejak macan tutul titipan BKSDA hasil rescue dari Kabupaten Kuningan itu kabur dari kandang karantina pada 28 Agustus 2025. Tim gabungan dikerahkan untuk menangkap satwa liar itu namun belum membuahkan hasil.
Meski sudah ditutup selama 11 hari, namun Miftah memastikan perawatan terhadap semua satwa yang ada di Lembang Park and Zoo dilakukan seperti biasanya. "Selama sampai 11 hari ini alhamdulillah untuk perawatan koleksi hewan di Lembang Park and Zoo, tidak ada yang kami kurangi. Semua sesuai dengan standar dan daily activity, jadi tidak ada yang kami kurangi," katanya.
Hanya saja, Miftah mengakui penutupan objek wisata selama belasan hari ini berdampak terhadap pegawai Lembang Park and Zoo. Pihaknya merumahkan sementara sejumlah pekerjanya karena tidak ada aktivitas kunjungan wisatawan.
"Hanya saja memang ada beberapa rekan-rekan petugas yang harus kami rumahkan sementara. Karena itu tadi kita tidak banyak aktivitas yang bisa dilakukan," kata Miftah.
Humas BBKSDA Jawa Barat Eri Mildrayana mengatakan, macan tutul itu dipastikan sudah masuk kawasan hutan lindung kaki Gunung Tangkuban Parahu. Hal itu dibuktikan dengan hasil pemantauan drone thermal dan jejak kakinya mengarah ke utara.
"Sesuai dengan hasil drone thermal terakhir yang kami dapatkan memudian informasi-informasi dari masyarakat yang secara keseluruhan tidak ada yang mengarah ke arah selatan. Secara rangkaian informasi-informasi itu, kemudian jejak terakhir yang kami temukan berupa jejak kaki baik di bangunan, di gubuk, kemudian di tapak-tapak di pertanian menuju kawasan hutan lindung," papar Eri.
Menurut Eri, pihaknya pun mengubah pola pencarian menjadi pemantauan. Artinya, meskipun macan tutul itu sudah masuk ke kawasan kaki Gunung Tangkuban Parahu, pihaknya akan menyiagakan petugas untuk melakukan pemantauan.
"Dan kami tetap hingga ke depan pun pemantauan, tim tidak akan dibubarkan. Kemudian bagi masyarakat yang mendapatkan informasi agar segera menyampaikan kepada call center, post call siaga yang telah disiapkan," katanya.