REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Universitas Islam Bandung (Unisba) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) menggelar The 8th Bandung Annual International Conference (BAIC 2025) di El Hotel Bandung, Rabu (10/9/2025). Konferensi internasional ini merupakan rangkaian Milad ke-67 Unisba dengan tema “Halal Ecosystem and Sustainability”, sebagai upaya mendorong kolaborasi ilmiah global dalam pembangunan berkelanjutan berbasis nilai halal.
Menurut Wakil Rektor II Unisba, Prof. Dr. Atih Rohaeti Dariah, konferensi menjadi ajang strategis bagi para ilmuwan, peneliti, dan praktisi dari berbagai negara untuk berbagi wawasan sekaligus memperluas jejaring akademik. “Tema ekosistem halal ini mencerminkan keselarasan visioner yang menekankan bagaimana pengembangan ekosistem halal dapat memberikan kontribusi signifikan bagi keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan,” ujar Prof Atih.
Prof Atih mengatakan, Unisba juga menargetkan bisa menjadi universitas Islam terkemuka di Asia pada 2033. Salah satunya, dengan menjadi pelopor pengembangan industri kesehatan halal. “Kami berharap konferensi ini dapat memicu inspirasi, motivasi, serta kolaborasi lintas disiplin dalam memajukan ekosistem halal dan pembangunan berkelanjutan, khususnya pada ranah sains, teknologi, dan transformasi sosial,” papar Prof Atih.
Sementara menurut Ketua LPPM Unisba, Prof. Dr. Neni Sri Imaniyati, konferensi diikuti 298 peserta dari 28 universitas di Indonesia dan 12 universitas luar negeri, termasuk Filipina, Amerika Serikat, Malaysia, Thailand, dan India. "Kegiatan ini, menghadirkan empat pembicara utama lintas negara dan lokakarya khusus untuk mengembangkan penelitian kolaboratif multilateral," kata Prof Neni.
Konferensi ini, kata dia, terbagi menjadi dua simposium, yakni SoRes (bidang sosial dan humaniora) dan SiRes (bidang sains dan teknologi). Setiap sesi dipandu moderator, dilengkapi timekeeper, dan dinilai juri, dengan presenter terbaik dari setiap ruangan berkesempatan mempublikasikan hasil penelitiannya secara internasional.
Prof Neni berharap, dari konferensi ini, Unisba bisa mengantisipasi lahirnya jaringan akademis yang lebih kuat di ASEAN dan Asia. Serta, kolaborasi lintas disiplin dan negara serta rekomendasi kebijakan praktis yang mengintegrasikan nilai halal dengan prinsip keberlanjutan.
“BAIC 2025 bukan sekadar konferensi, melainkan gerakan yang menyatukan sains, kebijakan, dan pengabdian masyarakat dengan nilai Islam demi mewujudkan masa depan halal yang berkelanjutan. Semoga konferensi dan lokakarya ini menjadi katalis bagi inovasi yang etis, inklusif, dan relevan secara global,” katanya.