REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Di tengah kondisi ekonomi yang melambat, industri printing atau percetakan di Indonesia dinilai masih cukup prospektif. Bahkan, akan semakin terus berkembang. Usman Batubara dari KOPI Grafika menilai, peluang bisnis percetakan ini bahkan bisa tumbuh hingga level desa yang ada di Pulau Jawa. Sehingga, ia optimistis industri printing ini masih bertahan di tengah pelesuan ekonomi global.
"Karena dia menggunakan teknologi, mengikuti arus pertumbuhan teknologi. Dan ini adalah satu peluang bagi pengusaha pemula dan pengusaha pensiunan,” ujar Usman saat menghadiri acara Indonesia Apparel Production Expo (IAPE) 2025, yang berlangsung pada 17–20 September 2025 di Bandung Convention Centre, Rabu (17/9/2025).
Dari sisi industri percetakan, kata Usman, potensi bisnis printing yang tetap menjanjikan meskipun sektor media cetak besar mengalami penurunan. “Kalau yang cetak koran, cetak majalah gede-gede ya memang eranya ada penurunan. Tapi kalau industri printing, kelas menengah ke bawah masih tetap luangnya itu masih tetap. Maksudnya masih potensial ya,” katanya.
Kota Bandung sendiri, kembali menjadi pusat perhatian industri apparel dengan digelarnya IAPE 2025, yang berlangsung pada 17–20 September 2025. Memasuki penyelenggaraan ke-11 sejak pertama kali hadir pada 2014, pameran ini menegaskan perannya sebagai ajang terbesar di Jawa Barat (Jabar) bagi para pelaku usaha yang bergerak di bidang produksi dan dekorasi pakaian.
Pengunjung, dapat menikmati rangkaian acara mulai pukul 10.00 hingga 18.00 WIB setiap hari, dengan melihat beragam mesin serta perlengkapan pendukung produksi apparel: mulai dari bahan kain, alat dan perlengkapan sablon, mesin jahit, bordir, DTG, DTF, cutting, heat press, hingga beragam teknologi digital printing seperti UV dan sublime.