Jumat 14 Nov 2025 22:53 WIB

Dedi Mulyadi Minta DLH tak Berikan Izin pada Investor yang Berpotensi Mencemari Lingkungan

Lingkungan yang terjaga akan menjadi magnet bagi investor.

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi menyampaikan sambutan saat acara West Java Investmen Summit 2025, di Kota Bandung, Jumat (14/11/2025). Pemprov Jabar menawarkan 104 proyek investasi dengan nilai total mencapai Rp186,29 triliun. Proyek tersebut terdiri dari 41 proyek ready to offer serta 63 proyek potensi investasi baru.
Foto: Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi menyampaikan sambutan saat acara West Java Investmen Summit 2025, di Kota Bandung, Jumat (14/11/2025). Pemprov Jabar menawarkan 104 proyek investasi dengan nilai total mencapai Rp186,29 triliun. Proyek tersebut terdiri dari 41 proyek ready to offer serta 63 proyek potensi investasi baru.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan, pihaknya akan selektif dalam menjaring investor. Terutama, pada industri yang berisiko tinggi merusak kelestarian alam. Hal ini diambil untuk memastikan investasi berjalan baik dan kelestarian alam terjaga.

"Investasi harus berjalan. Alam harus terjaga. Jalan-jalan harus tertata rapi," ujar Dedi Mulyadi dalam The 7th West Java Investment Summit 2025 di Pullman Bandung Grand Central, Jumat (14/11/2025).

Baca Juga

Menurut Dedi, pihaknya telah melarang Dinas Lingkungan Hidup untuk mengeluarkan izin lingkungan bagi investasi yang berpotensi mencemari lingkungan. Karena, lingkungan yang terjaga pada akhirnya akan menjadi magnet bagi investor.

"Bagi investor kalau lingkungan itu rawan bencana karena lingkungannya rusak, investor tidak akan mau berinvestasi," katanya.

Dedi optimitis, jika selektif dalam menjalankan investasi, akan semakin banyak investor yang menanamkan modal dan menjalankan usaha di Jabar. Hal ini tentu akan berdampak baik pada pertumbuhan ekonomi dan ketersediaan lapangan kerja.

"Semakin kita selektif, semakin menyeleksi dengan baik, maka semakin banyak orang yang datang. Rumah yang ketat penjagaannya akan dipandang banyak orang. Rumah yang terlalu terbuka setiap orang datang pada akhirnya akan ditinggalkan oleh banyak orang. Ini prinsip dasar," katanya.

Dedi menilai, selain karena keberadaan infrastruktur yang memadai dan keamanan serta kenyamanan penanaman modal, keberhasilan Jabar menjaga iklim investasi didukung oleh kemampuan ia membangun komunikasi yang baik dengan investor. "Itu terjadi karena kemudahan saya berkomunikasi dengan berbagai pihak, termasuk tadi salah seorang yang datang dari Tiongkok, itu pernah ketemu dengan saya. Hari ini dia bawa 40 investor," kata KDM.

Menurutnya, komunikasi yang baik dapat membangun kepercayaan investor untuk berusaha. Dari kepercayaan itu, investor dapat menjalankan usaha dengan aman dan tenang. "Kepercayaan itu melahirkan ketenangan mereka untuk berusaha. Kami selalu hadir ngurusin investasi, sampai ini mobil lewat mana jalurnya biar aman, kan semua dibuat terkoneksi dengan baik," katanya.

Provinsi Jawa Barat masih menjadi destinasi investasi terbaik di Indonesia. Itu terlihat dari realisasi investasi Januari hingga September 2025 yang mencapai Rp218,2 triliun. Angka itu naik 18 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement