REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Anggota Komisi V DPRD Jawa Barat, Farabi El Fouz menegaskan, peningkatan kesejahteraan guru harus menjadi langkah prioritas dalam upaya memperbaiki kualitas pendidikan di Jawa Barat.
Farabi menilai kondisi terkini menunjukkan masih adanya ketimpangan layanan, terutama terkait jumlah guru yang belum sebanding dengan jumlah siswa di berbagai wilayah.
Menurut dia, pembangunan pendidikan Jawa Barat mencatat bahwa rasio guru terhadap siswa menjadi salah satu indikator yang berpengaruh langsung terhadap kualitas pembelajaran.
Rasio tersebut menggambarkan, jumlah siswa yang ditangani satu guru dan semakin tinggi gap dari rasio tersebut, maka semakin berat beban pengajaran yang harus ditanggung tenaga pendidik.
Meski jumlah sekolah dan tenaga pengajar terus meningkat, Farabi menilai jumlah guru masih perlu ditambah sekaligus ditingkatkan kualitasnya. Hal ini penting untuk mengatasi distribusi guru yang belum merata
“Kalau satu guru harus menangani terlalu banyak siswa, maka kualitas pembelajarannya pasti menurun. Di sinilah pentingnya negara hadir agar murid dan guru bisa sama-sama membangun bangsa yang semakin maju,” ujar Farabi kepada Republika, Rabu (26/11/25).
Ia menambahkan, perhatian terhadap guru tidak boleh berhenti pada wacana. “Guru adalah ujung tombak pendidikan. Kalau mereka tidak didukung secara layak, kita sulit berharap lahirnya generasi yang unggul,” katanya.
Farabi menilai ketidakseimbangan rasio tersebut bisa berdampak pada menurunnya mutu pembelajaran karena guru tidak memiliki ruang memadai untuk memberikan perhatian, penilaian, maupun pendampingan optimal kepada peserta didik.
Ia menegaskan, beban kerja tinggi yang tidak diimbangi kesejahteraan layak akan menghambat kinerja guru dalam mencapai hasil terbaik.
Sebagai tindak lanjut, Farabi menyampaikan bahwa Komisi V DPRD Jawa Barat akan mendorong kebijakan konkret di tingkat SMA , di antaranya penataan distribusi guru, kenaikan insentif untuk guru, peningkatan anggaran sektor pendidikan, dan perluasan pelatihan untuk penguatan kompetensi tenaga.
Ia berharap kebijakan yang berpihak pada guru dapat menjadi pondasi dalam memperkuat masa depan pendidikan di Jawa Barat. “Kalau gurunya kuat dan sejahtera, maka anak-anak Jawa Barat akan tumbuh lebih cerdas dan kompetitif,” ujarnya.