Pahala menjelaskan lebih rinci peran keempat BUMN yang akan tergabung dalam holding baterai kendaraan listrik itu. MIND ID dan Antam akan berperan di hulu dalam proses penambangan hingga peleburan dan pengolahan bahan baku mineralnya. Sementara Pertamina dan PLN akan berada di sisi hilir dalam proses produksi prekursor, katoda, battery cell dan battery pack hingga ke penyimpanannya.
Holding tersebut akan jadi perusahaan yang dimiliki bersama oleh keempat entitas BUMN. Nantinya, holding tersebut akan bisa membentuk anak-anak usaha yang bisa dimitrakan dengan mitra potensial yang saat ini masih dalam tahap negosiasi.
"Namanya juga holding, berarti ada perusahaan-perusahaan yang akan dibentuk dan bisa di-joint venture-kan dengan masing-masing mitra potensial kita, bisa dari China, Korea, AS, atau Eropa," katanya.
Menurut Pahala, para mitra potensial itu dinilai menjadi pemain global utama yang bisa membawa modal, teknologi dan pasar bagi pengembangan industri baterai listrik Indonesia.
Sementara itu, Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga memastikan tidak ada unsur politik dalam rencana pengembangan industri baterai kendaraan listrik. Ia menilai, berdasarkan peta jalan pengembangan industri baterai kendaraan listrik, produksi baterai bahkan sudah bisa dimulai pada 2023, lebih awal dari tahun politik pada 2024.
"Soal politik, tidak ada. Kita tahu dari jauh-jauh hari sudah ada pembentukan holdingnya. Tahun 2023 pun sudah produksi. Ini tujuannya murni untuk transisi energi dan kita sudah diakui. Dunia mengakui. Kalau buka web Tesla, salah satu yang diharapkan jadi joint partner mereka itu Antam. Mana mungkin Tesla main-main begitu," ujar Arya.