Kamis 11 Feb 2021 17:22 WIB

Suara Gemuruh di Bandung, BMKG Duga Aktivitas Manusia

Jaringan seismograf BMKG Bandung tak merekam gempa bumi dan petir.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Awan mendung menyelimuti kawasan Bandung utara, di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (4/1).
Foto: Edi Yusuf/Republika
Awan mendung menyelimuti kawasan Bandung utara, di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (4/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung menyatakan, suara gemuruh yang terdengar di daerah Bandung kemungkinan disebabkan oleh aktivitas manusia. Adapun suara gemuruh itu terdengar seperti pesawat yang terbang rendah.

Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan, suara gemuruh tersebut terdengar pada Kamis (11/2) sekitar pukul 11.12 WIB hingga 11.44 WIB di Kawasan Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat. "Penyebab dari suara tersebut masih belum dapat dipastikan. Namun, kemungkinan adanya suara tersebut disebabkan oleh aktivitas manusia," kata Teguh Rahayu di Kota Bandung, Kamis.

Pihaknya hingga saat ini, belum bisa memastikan aktivitas manusia seperti apa yang bisa menyebabkan timbulnya suara gemuruh itu. Menurut Teguh, BMKG masih menelusuri adanya suara gemuruh itu dengan peralatan berupa lightning detector, kemagnetan, jaringan seismograf, dan menganalisis cuaca di sekitar kemunculan suara tersebut.

Hasilnya, kata dia, jaringan seismograf BMKG Bandung mulai dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB tidak merekam adanya aktivitas gempa bumi. Selama durasi waktu tersebut, lightning detector tidak mencatat adanya aktivitas petir di kawasan suara gemuruh tersebut.

Selain itu, cuaca di kawasan itu juga terpantau cukup cerah. "Dari data Kemagnetan, tidak menunjukkan adanya anomali atau gangguan kemagnetan di atmosfer," kata Teguh.

Pihaknya juga sudah meminta bantuan instansi lain untuk mendeteksi suara misterius itu. "Konfirmasi dari Lapan Bandung, belum ditemukan atau belum teridentifikasi adanya benda luar angkasa di sekitar lokasi kejadian," ucap Teguh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement