REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh pimpinan daerah untuk segera melakukan langkah pencegahan bencana kebakaran hutan dan lahan. Sejalan dengan itu, Jokowi meminta agar upaya pemadaman terhadap titik-titik api yang muncul perlu dilakukan dalam waktu secepatnya.
Sepanjang Januari-Februari 2021 ini saja, sudah tercatat ada 137 kejadian karhutla di sejumlah provinsi yang memang langganan bencana itu setiap tahunnya. Jokowi juga mengutip penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa memasuki Februari ini wilayah Sumatra mengalami peningkatan risiko karhutla karena cuaca yang mulai panas.
Kemudian pada Mei-Juli mendatang, giliran wilayah Kalimantan dan Sulawesi yang risiko karhutla-nya ikut meningkat. Puncaknya, bulan Agustus-September nanti seluruh wilayah di atas memiliki risiko karhutla yang merata.
"Nah kita ini harus betul-betul tahu puncaknya kapan. Sehingga persiapannya apa, dimulai dari sekarang. Planningnya disiapkan, organisasi dicek betul sudah bekerja atau tidak. Pada saat betul-betul nanti panas, kita sudah siap semuanya," kata presiden dalam Rakornas Pengendalian Karhutla di Istana Negara, Senin (22/2).
Merespons seluruh tantangan dan risiko terkait bencana karhutla tersebut, Presiden Jokowi menjabarkan enam langkah pengendalian. Pertama, presiden meminta pemda untuk memprioritaskan langkah pencegahan sebelum titik api membesar dan meluas. Ia juga meminta tim pelaksana di daerah memperbaiki manajemen lapangan.
"Artinya, di desa itu kalau ada api kecil itu sudah harus memberitahukan agar segera bisa tertangani di di depan. Bukan sudah terlanjut besar baru ketahuan. Sulit memadamkan," kata Jokowi.
Pesan kedua, Jokowi meminta ketersediaan infrastruktur pengawasan dari level pemerintah pusat hingga daerah. Pengawasan ini, menurut Jokowi, perlu melibatkan personel TNI-Polri dan perangkat desa. Tak hanya itu, Jokowi juga meminta pemda memberikan edukasi terhadap perusahaan yang memiliki konsesi pengelolaan lahan agar ikut berperan mencegah munculnya titik api.
"Ketiga, kita perlu mencari solusi permenan untuk mencegah dan tangani karhutla untuk tahun mendatang. Karena apa, 99 persen karhutla adalah ulah manusia baik yang disengaja atau tidak disenagja karena kelalaian. Dan motif utamanya selalu satu, ekonomi," ujar Jokowi.
Pesan keempat ditujukan khusus untuk Badan Restoran Gambut dan Mangrove (BRGM). Jokowi meminta badan tersebut melanjutkan penataan ekosistem gambut dan kawasan hidrologi gambut. BGRM diminta memastikan tinggi permukaan air tanah di lahan gambut tetap terjaga.
"Buat banyak embung, buat banyak kanal. Buat sumur bor dengan berbagai teknis pembasahan lain sehingga lahan gambut tetap basah. Kita sudah mengerti semua, saya enggak perlu jelaskan soal ini," kata Jokowi.
Pesan kelima, Jokowi kembali mengingatkan agar api yang muncul tidak kadung membesar. Sekecil apa pun titik api yang muncul, ujar presiden, harus segera dipadamkan. Sementara pesan terakhir adalah penegakan hukum yang tegas kepada pembakar hutan dan lahan.
"Penegakan hukum yang tegas kepada siapapun yang melakukan karhutla baik di konsensi milik perusahaan atau di masyarakat. Tapi ini semuanya sudah tahu sehingga ada efek jera. Terapkan sanksi yang tegas bagi pembakar hutan dan lahan baik sanksi administrasi, perdata, atau pidana," katanya.