Senin 01 Mar 2021 17:24 WIB

Polri: Terduga Teroris Ditangkap di Jatim Masih Terkait JI

Kelompok ini masih memiliki keterkaitan dengan Upik Lawanga.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Rusdi Hartono.
Foto: Antara
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Rusdi Hartono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Biro Penerangan masyarakat Humas Polri Brigjen Polisi Rusdi Hartono mengatakan, para terduga teroris yang ditangkap di Provinsi Jawa Timur adalah kelompok Fahim. Kelompok ini masih memiliki keterkaitan dengan kelompok Jemaah Islamiah (JI).

"Kalau mendalami kelompok ini, ada keterkaitannya dengan Upik Lawanga," kata Rusdi dalam jumpa pers di Mabes Polri Jakarta, Senin (1/3).

Baca Juga

Upik Lawanga alias Taufik Bulaga merupakan dalang dari beberapa peristiwa teror bom, seperti Bom Pasar Tentena, Bom Pasar Maesa, Bom Gor Poso, Bom Pasar Sentral, Bom Termos Nasi Tengkura, Bom Senter Kawua, dan rangkaian aksi teror lainnya pada tahun 2004 hingga 2006. Densus 88 Antiteror telah menangkap Taufik Bulaga (TB) alias Upik Lawanga di Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, pada tanggal 23 November 2020.

Rusdi menyatakan, para terduga teroris itu masuk kelompok Jamaah Islamiyah yang berafiliasi dengan Al Qaeda. Di Indonesia, setiap kelompok JI saling terkoneksi antara satu kelompok dan kelompok yang lainnya.

Rusdi menjelaskan, para kelompok JI mendapatkan dukungan pendanaan dari iuran masing-masing anggota. Setiap anggota JI menyumbangkan 5 persen gaji atau pendapatan mereka kepada organisasi.

"Ini salah satu dana yang digunakan oleh JI untuk tetap menjaga eksistensi organisasi mereka," ujar Rusdi.

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap 12 orang terduga teroris di Provinsi Jawa Timur, Jumat (26/2). Mereka berinisial UBS alias F, TS, AS, AIH alias AP, BR, RBM, Y, F, ME, AYR, RAS, dan MI. Mereka ditangkap di sejumlah wilayah, yakni delapan orang di Sidoarjo, dua orang di Surabaya, seorang di Mojokerto, dan seorang lagi di Malang.

Sejumlah barang bukti diamankan berupa 50 butir peluru 9 mm, satu pistol rakitan jenis FN, empat bendera daulat warna hitam dan putih, delapan buah pisau, dua buah samurai, golok, dan senjata tajam berbentuk busur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement