Kamis 18 Mar 2021 20:24 WIB

Ridwan Kamil: Jangan Merasa Jadi Superman

Ingatkan Warga yang Usai Divaksin

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Rahmat Santosa Basarah
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Foto: Edi Yusuf/Republika
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengimbau masyarakat yang telah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 jangan merasa menjadi seperti Superman. Artinya, potensi keterpaparan virus Corona masih tetap ada bilamana tidak dapat menjaga protokol kesehatan dengan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, membatasi mobilisasi).

Ridwan Kamil momohon, terlebih untuk masyarakat yang baru satu kali mendapatkan suntikan vaksin jangan euforia. "Kepada yang beres suntik kedua juga jangan merasa jadi Superman karena antibodi muncul setelah suntikan kedua, maksimal tiga bulan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Kamis (18/3).

Menurut Emil, ketika dalam proses muncul antibody masih sedikit, maka virus Corona  bisa saja masuk ke dalam tubuh. Karena itu, masyarakat harus tetap menjaga kedisiplinan dalam menjalankan Prokes.  "Saya berdoa sampai suatu hari diumumkan proklamasi beres dari covid oleh presiden, di sana kita lega menata peradaban kita dengan lebih baik," katanya.

Diketahui, jumlah sasaran vaksinasi tahap II di Jabar sekitar 6,6 juta orang. Rinciannya, ada 4.403.984 lansia yang jadi target, sementara petugas publik mencapai 2.195.215 orang.  Menurut Emil, dalam melakukan vaksinasi Jabar melakukan prosedur vaksinasi massal yang paling canggih dan bisa diinovasikan di Jabar. Pertama dalam tiga hari, 5000 orang bisa divaksin. Kedua, proses screening kesehatan bisa dilakukan secara telemedicine atau online.

"Selama ini kita mendapati Lansia yang datang, saat diwawancarai ternyata hampir 20 persen tidak memungkinkan karena masalah klinisnya," katanya. Dengan proses telemedicine, kata dia, ada good doctor Indonesia sebagai penyedia teknologi maka tingkat kedatangan yang gagal divaksin bisa turun hingga empat persen dan nanti nol persen.

Kemudian juga, menurut Emil, pihaknya memperbaiki sistem, di sini penyuntikan di bilik sehingga untuk perempuan yang kurang nyaman dilihat orang ada pilihan. Begitu juga, untuk Lansia ada inovasi. "Kalau Lansia itu dikali dua, karena biasanya selalu dengan pendamping , saat antri, biar gak bingung karena sepuh maka pada kursi antriannya dikasih satu untuk pendamping juga," tandas Gubernur Emil.

Menurutnya, yang terpenting perjuangan melawan covid 19 ini tidak mungkin hanya dilakukan pemerintah tapi harus ada partisipasi semua orang. Karena kalau hanya mengandalkan pemerintah akan keteteran. Inovasi lainnya, kata dia, ada drive thru juga dilakukan. Pokoknya, semua  dilakukan supaya tidak ada istilah molor, dan istilah salah target.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement