Kamis 25 Mar 2021 20:56 WIB

BPBD: Waspadai Jalur Cijapati Garut-Bandung Rawan Longsor

Pengguna jalan harus memperhatikan rambu peringatan potensi longsor

BPBD: Waspadai Jalur Cijapati Garut-Bandung Rawan Longsor (ilustrasi).
Foto: Antara/Anis Efizudin
BPBD: Waspadai Jalur Cijapati Garut-Bandung Rawan Longsor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,GARUT -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat mengimbau masyarakat untuk mewaspadai ancaman bahaya bencana tanah longsor yang seringkali menutupi badan jalan di Jalur Cijapati menghubungkan Garut dengan Kabupaten Bandung.

"Jalur Cijapati berpotensi rawan longsor," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Tubagus Agus Sofyan di Garut, Kamis (25/3).

Ia mengatakan jalur alternatif Bandung-Garut lintas Cijapati, Kecamatan Kadungora itu seringkali dilanda bencana longsor dengan material lumpur dan bebatuan kecil pada musim hujan. Adanya potensi longsor di daerah itu, kata dia, harus menjadi kewaspadaan masyarakat termasuk pengguna jalan yang melewati jalan tersebut saat turun hujan.

"Untuk pengguna jalan agar berhati-hati dikarenakan saat sekarang puncaknya musim penghujan, dan harus memperhatikan rambu peringatan potensi longsor," katanya.

Ia menyampaikan kejadian terakhir bencana longsor di Jalur Cijapati pada Kamis dini hari yang menutup badan jalan sehingga tidak bisa dilewati kendaraan bermotor. Longsor yang terjadi di Desa Rancasalak, Kecamatan Kadungora itu akibat curah hujan tinggi sehingga menimbulkan longsoran tebing di daerah sekitar jalan.

"Badan jalan yang tertutup kurang lebih panjangnya 7 meter dengan ketinggian material lumpur 50 sentimeter," katanya.

Ia menyampaikan longsoran tanah di jalan itu sudah dibersihkan oleh petugas dari dinas terkait dibantu masyarakat setempat sehingga jalan sudah bisa dilintasi kendaraan. "Sekarang sudah bisa dilewati meski masih buka tutup, kita sudah koordinasi dengan PUPR dan relawan untuk pembersihan jalan," katanya.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement