REPUBLIKA.CO.ID,GARUT -- Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengevaluasi uji coba pembelajaran tatap muka tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) untuk memastikan tidak ada pelanggaran protokol kesehatan yang dikhawatirkan bisa menyebabkan penularan COVID-19.
"Kami akan terus melakukan evaluasi terkait kekurangan-kekurangannya apa saja sehingga nanti pada saatnya pembelajaran di tahun ajaran baru betul-betul sudah siap," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman usai meninjau pembelajaran tatap muka di SMP Negeri 1 dan 2 Garut, Selasa (20/4).
Wabup bersama tim dari Dinas Pendidikan Garut melakukan peninjauan hari kedua pembelajaran tatap muka, sebelumnya hari pertama sudah meninjau sejumlah sekolah tingkat SMP maupun SD di Garut. Helmi dalam peninjauannya itu ingin melihat langsung kondisi sekolah, untuk selanjutnya menjadi bahan evaluasi apa saja yang menjadi kekurangan dan harus diperbaiki agar sesuai dengan protokol kesehatan.
Hasil peninjauannya itu, kata Helmi, secara keseluruhan sekolah tingkat SMP sudah cukup baik menerapkan protokol kesehatan dan fasilitas lainnya dalam menunjang pencegahan wabah COVID-19 seperti menyediakan tempat cuci tangan yang banyak dan mengatur jarak antarsiswa.
"Semuanya telah memenuhi standar protokol kesehatan walaupun masih banyak yang harus dibenahi, contohnya hampir semua ruangan ventilasinya masih perlu pembenahan," katanya.