REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Seorang pejabat Hamas memperingatkan bahwa mereka tetap waspada dan siaga terhadap serangan Israel, meskipun kedua belah pihak telah mencapai gencatan senjata. Anggota dari biro politik Hamas, Ezzat El-Reshiq, mengatakan, Israel harus mengakhiri pendudukan di Yerusalem dan bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi di Gaza akibat serangan.
"Memang benar pertempuran berakhir hari ini tetapi (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu dan seluruh dunia harus tahu bahwa tangan kami berada di pemicunya dan kami akan terus mengembangkan kemampuan perlawanan ini," kata El-Reshiq.
El-Reshiq mengatakan kepada Reuters di Doha bahwa Palestina akan melindungi masjid al-Aqsa di Yerusalem. Kemudian Israel harus mengakhiri penggusuran terhadap warga Palestina di wilayah Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur.
"Apa yang terjadi setelah pertempuran 'Sword of Jerusalem' tidak seperti yang terjadi sebelumnya karena rakyat Palestina mendukung perlawanan, dan tahu bahwa perlawanan itulah yang akan membebaskan tanah mereka dan melindungi tempat-tempat suci mereka," kata El-Reshiq.
Hamas mulai menembakkan roket ke Israel pada 10 Mei, sebagai pembalasan atas tindakan Israel yang merampas hak warga Palestina untuk beribadah di masjid al-Aqsa selama bulan Ramadhan. Selain itu, Israel juga telah mengusir paksa warga Palestina yang tinggal di wilayah Sheikh Jarrah.
Sejak saat itu, Hamas dan Israel saling melakukan serangan dengan intensitas tinggi. Sekitar 4.000 roket telah ditembakkan dari Gaza sejak 10 Mei. Sebagian besar dari tembakan roket itu telah dicegat oleh pertahanan rudal Israel. Konflik juga telah meluas ke perbatasan Israel-Lebanon dan memicu kekerasan di Tepi Barat yang diduduki.
Hampir 450 bangunan di Gaza yang berpenduduk padat telah hancur atau rusak parah, termasuk enam rumah sakit, sembilan pusat kesehatan perawatan primer dan kantor media. Sementara lebih dari 52.000 warga Palestina telah mengungsi.
Pejabat kesehatan Gaza mengatakan 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak tewas dan 1900 orang lainnya terluka dalam serangan udara Israel sejak 10 Mei. Sementara, Israel mengatakan, serangan roket Hamas telah menewaskan 12 orang dan melukai ratusan orang lainnya.