REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sejumlah pesantren di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mulai kembali kedatangan santri usai libur Lebaran. Berdasarkan data dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tasikmalaya, akan ada sekitar 15 ribu santri yang kembali ke pesantren di Kabupaten Tasikmalaya usai Lebaran.
Kepala Seksi Pondok Pesantren Kantor Kemenag Kabupaten Tasikmalaya, Harun Harosid, mengatakan, pihaknya sudah melakukan pendataan kembalinya para santri ke pesantren. Diperkirakan, hingga 5 Juni, proses kembalinya santri ke pesantren di Kabupaten Tasikmalaya masih akan berlangsung.
"Kita sudah ada jadwalnya. Itu kita sampaikan ke satgas (Satuan Tugas Penanganan Covid-19)," kata dia, saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (3/6).
Menurut dia, sejumlah pesantren memang mensyaratkan para santri yang kembali melakukan tes Covid-19. Namun, aturan itu tak bersifat wajib. Ada pula pesantren yang hanya mewajibkan santri yang kembali membawa surat keterangan sehat.
Berdasarkan data yang diterima Republika.co.id, hanya terdapat sejumlah pesantren yang mengharuskan santri melakukan tes Covid-19 berupa rapid test antigen sebelum kembali. Namun, lebih banyak pesantren yang meminta santri membawa surat keterangan sehat.
Kendati demikian, Harun mengatakan, para santri akan dicek kondisinya setelah tiba di pesantren masing-masing, setidaknya dengan menggunakan alat pendeteksi suhu tubuh. Ketika dinyatakan bebas Covid-19, para santri kemudian diperbolehkan masuk ke asrama masing-masing untuk berkegiatan.
Namun, jika terdapat santri menunjukkan gejala Covid-19, yang bersangkutan akan langsung dipisahkan untuk dikarantina. Menurut Harun, setiap pesantren telah menyediakan ruang karantina di pesantren masing-masing. "Insya Allah semua sehat dan tak ada kendala," kata dia.
Sebelumnya, para santri yang berasal dari luar kota mulai kembali berdatangan ke pondok pesantren di Kabupaten Tasikmalaya pada Rabu (2/6). Salah satunya di Pondok Pesantren (Ponpes) Idrisiyyah yang berlokasi di Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, kembalinya santri usai libur Lebaran ke ponpes itu diakomodasi oleh pihak pesantren. Para santri dari luar kota dijemput dengan menggunakan bus atau minibus yang sudah disediakan ponpes, sehingga para santri aman selama perjalanan.
Ketua Panitia Pemulangan dan Penjemputan Santri Ponpes Idrisiyyah, ustaz Nur Aziz Rahmatulloh, mengatakan, para santri itu dijemput dengan armada yang telah disiapkan dari pesantren. Dengan begitu, kembalinya para santri ke ponpes dapat lebih terakomodasi.
Sesampainya di pesantren, para santri dan barang bawaannya disterilisasi kembali menggunakan cairan disinfektan. Setelahnya, para santri diwajibkan menjalani tes swab antigen di lokasi yang sudah disiapkan.
Ustaz Nur mengatakan, ada sekitar 1.200 santri yang akan kembali ke Ponpes Idrisiyyah. Namun, kembalinya santri itu dilakukan secara bertahap selama dua hari.
Hingga Kamis (3/6), Ponpes Idrisiyyah mengeklaim belum ada satu pun santri yang ditemukan positif Covid-19 dari tes swab antigen yang dilakukan. Kembalinya para santri dinilai berjalan lancar.
Namun, apabila ditemukan santri yang positif, ustaz Nur mengatakan, pihaknya akan segera mengisolasi santri yang bersangkutan. "Kita sudah menyiapkan tempat khusus sesuai arahan Satgas Kecamatan Cisayong. Kita juga akan berkomuninasi dengan orang tua santri terkait penanganannya," ujar dia.
Sementara itu, santri yang telah dipastikan negatif Covid-19 dapat langsung ke asrama masing-masing. Setelah semua proses pemulanhan selesai, rencananya proses kegaiatan belajar mengajar (KBM) di pesantren akan dimulai pada 4 Juni.