Jumat 04 Jun 2021 20:18 WIB

BPBD Cianjur Imbau Warga Membaca Tanda Alam

Warga sempat mendengar suara gemuruh setengah jam sebelum longsor.

BPBD Cianjur Imbau Warga Membaca Tanda Alam (ilustrasi).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
BPBD Cianjur Imbau Warga Membaca Tanda Alam (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,CIANJUR -- Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengimbau warga yang tinggal di daerah rawan bencana longsor dan banjir untuk dapat membaca tanda alam akan terjadinya bencana, sehingga dapat mengungsi untuk menghindari korban jiwa.

Sekjen BPBD Kabupaten Cianjur, Irfan Sopyan mengatakan, sebelum terjadinya longsor yang melanda dua desa di Kecamatan Cibeber, warga sempat mendengar suara gemuruh setengah jam sebelum longsor terjadi menimpa perkampungan warga.

"Warga yang mendengar suara gemuruh dari tebing setinggi 70 meter yang terletak di belakang perkampungan, langsung memberitahukan hal tersebut pada warga lainnya untuk segera mengungsi karena takut disertai longsor," katanya, Jumat (4/6).

Kepedulian dan tindakan warga dalam membaca tanda alam, sudah mulai terlihat sehingga korban jiwa saat terjadi bencana dapat ditekan, seperti yang terjadi di dua desa, Cibokor dan Girimulya, dimana warga langsung mengungsi setelah mendengar suara gemuruh sebelum longsor menerjang.

Antisipasi jatuhnya korban jiwa, berkat kepedulian dan kejelian warga dalam membaca tanda alam akan terjadinya bencana longsor, dituturkan beberapa orang warga yang sempat mendengar suara gemuruh setengah jam sebelum longsor melanda, tepatnya saat bergotong royong membersihkan selokan.

"Saya dan warga lainnya sedang bekerja membersihkan selokan saat malam menjelang karena airnya luber ke perkampungan. Saat bekerja itulah, kami mendengar suara gemuruh dari tebing di belakan kampung," kata Kikin (50) warga Desa Cibokor.

Mendapati hal tersebut, pihaknya bersama warga lainnya, langsung mengimbau warga melalui pengeras suara di masjid untuk segera mengungsi karena ditakutkan longsor akan terjadi. Kebiasaan membaca tanda alam tersebut, didapat dari orang tua terhadulu dan beraca dari beberapa kejadian sebelumnya.

"Kami cukup mendapat pelatihan dan tutorial dari relawan dan selama ini, tanda gemuruh sering terdengar sebelum terjadi bencana alam. Sehingga ini, harus menjadi pelajaran juga untuk generasi penerus nantinya, jeli dalam membaca tanda alam," katanya.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement