Kamis 24 Jun 2021 21:52 WIB

KPKNL Bandung, Lelang Alat Musik Saung Angklung Udjo

SAU terus berinovasi dan berkreasi dengan melahirkan beberapa produk.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
KPKNL Bandung, Lelang Alat Musik Saung Angklung Udjo (ilustrasi).
Foto: Republika/Septianjar Muharam
KPKNL Bandung, Lelang Alat Musik Saung Angklung Udjo (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung, melalui Tim Kedai Lelang UMKMnya, melelang alat musik yang diproduksi Saung Angklung Udjo (SAU) sebagai UMKM yang segmented dan mempunyai keunikan dari sisi kultur dan dari sisi kreativitas. 

Menurut Kepala KPKNL Bandung Sigit Prasetyo Nugroho, SAU UMKM yang melestarikan budaya sunda/alat musik Angklung. Sejak Pandemi virus corona-19 yang merebak di Indonesia sejak Maret 2020 sampai dengan saat ini, SAU mengalami penurunan baik pengunjung maupun pembeli suvenir SAU secara signifikan. 

Hal ini diakibatkan karena  pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19 secara masal, pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara Nasional yang diikuti dengan pembatasan aktivitas kunjungan turis, pelaksanaan pembelajaran siswa-siswi secara daring, serta penutupan tempat-tempat usaha. Hal ini berdampak secara signifikan untuk usaha SAU. 

"SAU menjalankan aturan pemerintah dan memprioritaskan kepada kesehatan dan keselamatan baik para pekerja maupun pengunjung. SAU menutup tempat pertunjukannya dan turut dalam arus kebutuhan masyarakat, dimana keperluan sandang dan keselamatan hidup menjadi prioritas," ujar Sigit dalam siaran persnya, Kamis (24/6).

Hal tersebut, kata dia, berdampak pada usaha SAU yang berpusat kesenian dan kebudayan lokal. Usaha mereka, mengalami penurunan pendapatan yang signifikan dan berujung terhadap pengurangan karyawan serta pemutusan kontrak produksi kepada para supplier barang-barang pernak pernik yang dijual SAU.  

SAU, kata dia, memperkerjakan kurang lebih 1.000 karyawan, terdiri dari 400 pemain musik, 200 pekerja di bagian produksi, dan sisanya para pengrajin.

"Berdasarkan informasi dari salah satu founder SAU Taufik, terdapat lebih dari 600 orang yang bekerja langsung di SAU setiap harinya, dan supplier serta pekerja acara, jumlah pekerja yang mendukung keberlangsungan SAU mencapai sekitar 1.000 orang," paparnya.

Para pelaku UMKM di Indonesia, kata dia, perlu segera dipulihkan dan diberi solusi yang memadai agar tujuan pendirian UMKM untuk meningkatkan produktivitas bangsa dan peningkatan perekonomian secara Nasional dapat tercapai. 

Maka, kata Sigit, langkah mitigasi prioritas jangka pendek dengan menciptakan stimulus pada sisi permintaan dan mendorong platform digital (online) untuk memperluas kemitraan. 

Upaya lainnya, kata dia, yaitu melalui kerja sama dalam pemanfaatan inovasi dan teknologi yang dapat menunjang perbaikan mutu dan daya saing produk, proses pengolahan produk, kemasan dan sistem pemasaran serta lainnya.  

Menurutnya, penjualan alat musik produksi SAU menjadi bagian produk yang dijual oleh KPKNL Bandung melalui situs lelang.go.id pada Selasa, 29 Juni 2021 dengan batas akhir penawaran pukul 10.00 WIB dengan sistem Close Bidding (Peserta lelang dapat mengajukan penawaran lelang setelah status kepersertaannya disetujui Pelelang dan peserta lelang tidak saling mengetahui nilai penawaran peserta lain).  

Dalam siaran pers yang dikeluarkan SAU menyatakan, hikmah dari masa pandemi SAU terus berinovasi dan berkreasi dengan melahirkan beberapa produk seperti: 

1.  VIRTUAL ANGKLUNG INTERAKTIF, sebuah produk inovasi berbasis teknologi yang mengusung tema edukasi seni budaya khas Saung Angklung Udjo yang dikemas secara kekinian untuk menghibur sekaligus memberikan tuntunan bagi para penontonnya. Pada kesempatan nanti seluruh peserta virtual akan diajak untuk merasakan keseruannya bermain angklung ditempatnya masing masing secara live.  

2. SEJUTA ANGKLUNG UNTUK SEKOLAH    

Sebuah program penyelamatan seni budaya angklung, dimana harapannya angklung dapat menjadi konten muatan lokal pada kurikulum sekolah, sehingga nilai nilai dari filosofi angklung dapat dirasakan kebermanfaatannya oleh masyarakat luas, khususnya kalangan pelajar. Tentunya peran serta dari berbagai pihak mulai dari pemerintah, tokoh masyarakat dan praktisi seni budaya, sehingga program in dapat terwujud dan angklung dapat terus hidup dari generasi ke generasi. 

3. MUSEUM ANGKLUNG UDJO, sebagai bagian dari upaya melestarikan seni budaya angklung, SAU mempunyai gagasan dan masterplan untuk mewujudkan Museum Angklung Udjo, sebagai sebuah objek wisata berbasis edukasi dan budaya, untuk mengenalkan angklung terhadap masyarakat luas mulai dari pelajar hingga tamu mancanegara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement