Selasa 29 Jun 2021 18:23 WIB

Tasikmalaya Hampir Zona Merah, Masyarakat Diminta Waspada

Tingkat keterisian rumah sakit sudah hampir mencapai 100 persen.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Muhammad Fakhruddin
Petugas Dinas Perhubungan dan Polisi menyusun pembatas jalan atau water barier saat penutupan di Jalan KHZ Mustofa, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Ahad (27/6/2021). Pemerintah Kota Tasikmalaya melakukan langkah tegas menutup jalan di pusat kota atau pertokoan untuk mengantisipasi kerumunan dan mengurangi aktivitas warga di tengah lonjakan kasus COVID-19.
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Petugas Dinas Perhubungan dan Polisi menyusun pembatas jalan atau water barier saat penutupan di Jalan KHZ Mustofa, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Ahad (27/6/2021). Pemerintah Kota Tasikmalaya melakukan langkah tegas menutup jalan di pusat kota atau pertokoan untuk mengantisipasi kerumunan dan mengurangi aktivitas warga di tengah lonjakan kasus COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Kota Tasikmalaya masih bertahan dalam status zona oranye (risiko sedang) penyebaran Covid-19. Namun, bukan berarti penanganan Covid-19 di daerah itu membaik.

Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan mengatakan, pekan lalu daerahnya mendapatkan skor 2,04 dalam penanganan Covid-19. Namun pekan ini skornya menurun menjadi 1,84. 

"Kita kalau 1,80 pasti masuk zona merah. Artinya kita sekarang di ambang zona merah," kata dia saat dihubungi Republika, Selasa (29/6).

Ia menjelaskan, penurunan skor itu disebabkan beberapa faktor, yaitu kasus terkonfirmasi terus meningkat, termasuk tingkat kematian, tingkat keterisian rumah sakit yang tinngi, serta positivity rate yang juga tinggi. Dari sejumlah faktor itu, terlihat bahwa pandemi di Kota Tasikmalaya sedang memburuk.

Menurut dia, faktor utama yang paling memengaruhi turunnya skor penanganan Covid-19 di Kota Tasikmalaya adalah jumlah kasus kematian yang meningkat. Selain itu, tingkat keterisian rumah sakit sudah hampir mencapai 100 persen. 

"Ini sudah warning dan harus diketahui masyarakat untuk sama-sama waspada. Jangan sampai kita zona meeah. Kalau masuk zona merah itu pembatasan akan lebih ketat lagi," kata dia.

Ivan mengatakan, pihaknya sebenarnya menghindari pembatasan aktivitas masyarakat diperketat. Ia ingin kegiatan tetap berjalan, tapi potensi bertambahnya kasus Covid-19 bisa tetap dikendalikan.

Karena itu, ia meminta masyarakat menahan diri dulu beraktivitas di luar rumah. "Kita kan tidak tahu, siapa tahu ada OTG yang tetap berkativitas. Itu harus dihindar dengan tetap disiplin prokes. Kita gak tahu siapa yang bawa, karena virus ini tak terlihat," kata dia.

Saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya juga terus berupaya untuk menangani pandemi Covid-19. Salah satunya dengan terus menambah kapasitas ruang isolasi di rumah sakit.

"Kita juga koordjnasi untuk gunakan RS Galunggung milik TNI. Kita perintahkan swasta juga tambah kapasitas. Lalu posko kelurahan dan kecamatan harus diperkuat perannya," kata dia.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, angka terkonfirmasi positif Covid-19 per Selasa berjumlah 8.322 kasus. Sebanyak 7.151 orang telah sembuh, 944 orang masih menjalani isolasi, dan 227 orang meninggal dunia.

Sementara tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit untuk pasien Covid-19 mencapai 94,65 persen. Dari total 374 unit tempat tidur yang tersedia, 354 unit di antaranya sudah terisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement