Kamis 01 Jul 2021 17:19 WIB

Jabar Geser 11 Anggaran Infrastruktur untuk Darurat Covid-19

Anggaran digeser untuk subsidi obat-obatan dan suplemen pasien isolasi mandiri.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus raharjo
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat diwawancarai wartawan usai meninjau tempat isolasi terpusat di Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jumat (25/6).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat diwawancarai wartawan usai meninjau tempat isolasi terpusat di Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jumat (25/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat Jabar perketat protokol kesehatan (Prokes) selama pemberlakukan PPKM Darurat. Menurut Ridwan Kamil, pihaknya juga meminta maaf karena ada 11 proyek infrastruktur dengan anggaran Rp 140 miliar yang akan digeser untuk diperbantukan menangani situasi kedaruratan Covid-19.

“Anggaran ini untuk mensubsidi gratis obat-obatan pasien Covid-19 yang isolasi mandiri. Itu akan jadi tanggung jawab kita,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil dalam jumpa pers daring di Bandung, Kamis (1/7).

Menurut Emil, subsidi ini akan diatur lewat aplikasi Pikobar dimana nantinya warga yang mengajukan akan mendapatkan bantuan obat dan suplemen gratis dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. “Dananya kami ambil dari 11 proyek infrastruktur, mudah-mudahan ini membantu penanganan,” katanya.

Emil mengatakan, keputusan ini membawa konsekuensi pada pemulihan ekonomi. Menurutnya sejak beberapa hari lalu, pihaknya meminta tim untuk menyisir ulang sejumlah proyek yang anggarannya bisa digeser.

“Ada proyek yang belum dilelang, proyek yang bisa ditunda urgensinya di tahun depan, proyek yang dikurangi volumenya. Akhirnya ditemukan usulan bahwa ada 140-an miliar bisa kita gantikan dari 11 proyek,” paparnya.

Emil mengaku, pergeseran ini dipastikan akan berdampak pada pemulihan ekonomi. Namun situasi kedaruratan dan simpati pihaknya pada kerja keras tenaga kesehatan dan dokter yang kewalahan, juga warga yang menyampaikan keluhan kesulitan biaya membeli obat saat isoman menjadi konsentrasi pihaknya.

“Ini konsekuensi karena keselamatan rakyat Jawa Barat itu prinsip utama yang kita dahulukan, kita komunikasikan ke daerah yang harusnya sudah mengerjakan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement