Ahad 25 Jul 2021 13:45 WIB

Covid-19 di Jabar Banyak di Daerah Padat

Bogor, Depok, Bekasi, keterisian rumah sakitnya tertinggi di antara daerah lain.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Mas Alamil Huda
Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
Foto: Humas Pemprov Jawa Barat
Gubernur Jabar Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, kebanyakan kasus Covid-19 yang tinggi berada di daerah yang padat. Ia menjelaskan, di Bogor, Depok, Bekasi, keterisian rumah sakitnya tertinggi di antara daerah lain di Jawa Barat.

Keterisian rumah sakit di tiga daerah tersebut adalah 72,47 persen. Sementara, Jawa Barat ke arah timur atau Cirebon jumlah kasus Covid-19 semakin sedikit. "Ini menunjukkan Covid-19 lebih suka ke daerah-daerah yang padat," kata Ridwan, dalam kegiatan silaturahmi virtual, Ahad (25/7).

Saat ini, angka kesembuhan di Jawa Barat sebanyak 75,43 persen, sementara angka kepatuhan juga di atas 86 persen. Tingkat kematian di Jawa Barat di bawah angka kematian nasional.

Namun, terdapat enam daerah yang tingkat kematiannya tinggi yakni Karawang, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Garut, dan Kota Sukabumi. Terkait hal ini, Ridwan berharap alim ulama setempat senantiasa berdoa dan memberikan dukungan untuk pencegahan Covid-19.

Ia menegaskan, saat ini pihaknya telah menurunkan polisi, tentara, satpol PP, yang melaporkan setiap hari menggunakan telepon selular. Aparat juga diminta untuk bersifat tegas namun tidak arogan kepada masyarakat.

Beberapa waktu lalu sempat viral aparat yang berlaku kasar kepada masyarakat pelanggar protokol kesehatan, bahkan didenda cukup tinggi. Ridwan menjelaskan, sebenarnya ada tahapan-tahapan sebelum masyarakat dikenai denda.

"Sebenarnya itu harus kita sempurnakan prosesnya. Karena yang pertama itu kalau ada masyarakat melanggar harus ada teguran lisan, kalau hari ini masih keukeuh, hukuman sosial, diumumkan publik, baru yang namanya denda. Jadi sudah saya ingatkan terus, jangan dikit-dikit melakukan denda. Apalagi kepada mereka yang nafkahnya itu harian," kata dia lagi.

Sementara itu, perwakilan dari Perwakilan Wilayah Syarikat Islam (PW SI) Jawa Barat, Nandang Koswara mengatakan, sinergi antara pemerintah dan alim ulama memang perlu terus bersinergi menangani Covid-19. Saat ini, di lapangan para alim ulama tidak henti-hentinya untuk memberikan arahan kepada umat.

"Kami harapkan, dengan penuh disipilin massjid tetap dapat dimakmurkan. Tentu dengan protokol kesehatan yang ketat. Karena di situlah kita berdoa, tempat kita untuk istigosah," kata Nandang.

Perwakilan ICMI Jawa Barat, Mohammad Najib, juga berharap agar masyarakat tidak menjadi objek saja dalam penanganan Covid-19. Masyarakat harus menjadi subjek dan berkewajiban untuk menanggung bersama sesuai dengan porsi dan tugasnya masing-masing.

Sementara perwakilan Keuskupan Bandung, Andreas Doweng Bolo, mengatakan, saat ini gereja menerapkan protokol kesehatan untuk peribadatan. Ibadah saat ini masih dilakukan secara daring. Vaksinasi juga dilakukan di sejumlah sekolah Katolik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement