Selasa 27 Jul 2021 13:15 WIB

Ini Penjelasan Menkes Soal Vaksinasi yang Melambat

Butuh waktu 1,5 bulan bagi Bio Farma mengubah bahan baku jadi vaksin siap pakai.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
Foto: Republika/Abdan Syakura
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laju vaksinasi Covid-19 di Indonesia kembali melambat. Setelah sempat tembus dua juta dosis per hari pada pertengahan Juli 2021, saat ini realisasi vaksinasi harian hanya di ratusan ribu dosis per harinya. Pada Senin (26/7) kemarin misalnya, jumlah dosis yang disuntikkan tak sampai 500 ribu dosis dalam sehari. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, sebagian besar dari 132 juta dosis vaksin yang didatangkan dari luar negeri memang berwujud bahan baku. Budi menyebutkan, butuh waktu 1,5 bulan bagi produsen vaksin domestik, yakni Bio Farma, untuk mengubahnya menjadi vaksin siap pakai. 

Baca Juga

"Kalau dengan 132 juta vaksin datang itu dalam bentuk bahan baku, kalau jadi vaksin cuma 80 persennya jadi vaksi jadinya 105 juta, jadi 1,5 bulan sejak bahan baku datang, itu kenapa kita hanya punya 85 juta karena sisanya 20 juta masih dalam proses di pabrik dibikin, dibuat quality insurrance," ujar Menkes menjelaskan, Senin (26/7) kemarin. 

Catatan pemerintah, sampai hari ini sudah sekitar 63 juta dosis vaksin Covid-19 yang disuntikkan kepada masyarakat, baik untuk dosis pertama atau kedua. Pemerintah juga telah mendistribusikan sekitar 22 juta dosis vaksin ke daerah. 

Pemerintah memasang target vaksinasi Covid-19 di Indonesia mencapai 208.265.720 orang. Angka ini termasuk tenaga kesehatan, warga lanjut usia (lansia), petugas publik, masyarakat rentan, masyarakat umum, dan remaja usia 12-17 tahun. Rasio vaksinasi ideal untuk Indonesia, 22 dari 100 penduduk sasaran vaksinasi telah mendapat minimal satu dosis vaksin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement