Selasa 27 Jul 2021 17:12 WIB

Kebutuhan Oksigen di Rumah Sakit di Bandung Masih Tinggi

Kebutuhan oksigen di Kota Bandung pada Juli relatif terpenuhi.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Petugas membawa tabung oksigen cair untuk diisi ulang di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung, Jalan Rumah Sakit, Kota Bandung, Selasa (27/7). Berdasarkan data dari Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Provinsi Jawa Barat (Pikobar) pada (26/7), tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit yang melayani Covid-19 dan tidak melayani Covid-19 mengalami penurunan dengan total keterisian 65,18 persen yang semula pada beberapa waktu mencapai 91,12 persen. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas membawa tabung oksigen cair untuk diisi ulang di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung, Jalan Rumah Sakit, Kota Bandung, Selasa (27/7). Berdasarkan data dari Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Provinsi Jawa Barat (Pikobar) pada (26/7), tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit yang melayani Covid-19 dan tidak melayani Covid-19 mengalami penurunan dengan total keterisian 65,18 persen yang semula pada beberapa waktu mencapai 91,12 persen. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung mengungkapkan kebutuhan oksigen di 29 rumah sakit rujukan masih tinggi sedangkan ketersediaan masih terbatas. Stok oksigen yang ada di seluruh rumah sakit hanya mencukupi untuk 23 jam.

"Per hari Senin 26, bahwa kebutuhan (oksigen) di 29 rumah sakit 40.058,80 meter  kubik, ketersediaan 37.816,75 meter kubik. Estimasi habis 23 jam tapi diisi lagi tabung," ujar Sekdis Disdagin Kota Bandung, Dedi Priadi Nugraha, Selasa (27/7).

Ia menuturkan, oksigen yang dibutuhkan rumah sakit tidak dapat dipenuhi langsung akan tetap secara bertahap. Pihaknya mengklaim kebutuhan oksigen di Kota Bandung pada Juli relatif terpenuhi sebab berbagai bantuan datang.

"Kondisi persediaan oksigen di Bandung selama PPKM darurat ketersediaan oksigen di Bandung di Juli cukup karena selama PPKM darurat dan level 4 dilakukan, kita dapat bantuan dari pemerintah provinsi," katanya.

Dedi mengatakan, bantuan diberikan secara bertahap yaitu pada 10 Juli sebanyak 10 tabung oksigen ukuran 6 meter kubik yang langsung disalurkan ke rumah sakit. Selanjutnya, pada 14 Juli mendapat 7 tabung oksigen ukuran 2 meter kubik dan 5 tabung ukuran 1 meter kubik.

Pada 16 Juli, 3 tabung oksigen ukuran 10 meter kubik dan pada 18 Juli sebanyak 55 tabung ukuran 10 meter kubik dan 65 buah tabung terdiri 15 buah ukuran 10 meter kubik dan 50 buah ukurang 6 meter kubik. Selanjutnua 25 tabung ukutang 10 meter kubik dan 4 set oksigen konsentrator dan likuid setara 606 tabung oksigen ukuran 6 meter kubik.

Terkait kondisi kebutuhan oksigen di masyarakat yang tinggi, pihaknya mengaku pemerintah belum memiliki stok untuk masyarakat. Namun usulan tersebut akan menjadi rekomendasi bagi kelompok kerja oksigen Pemkot Bandung.

Kabid Distribusi dan Perdagangan Pengawasan Kemetrologian Disdagin Kota Bandung Meiwan Kartiwa mengatakan bantuan 606 likuid setara 606 tabung direncanakan akan dibagikan per pekan hingga Oktober.

Ia melanjutkan, kebutuhan oksigen di puskesmas 183,62 meter persegi sedangkan ketersediaan 255,67 meter persegi sehingga estimasi habis 33,46 jam. Sedangkan kebutuhan untuk pasien isolasi mandiri kebutuhan 40.428,9 meter persegi dan ketersediaan 38.174 meter persegi dengan estimasti habis 23 jam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement