Jumat 03 Sep 2021 00:05 WIB

Akses Siswa Sekolah di Tasikmalaya Terhalang Tembok Beton

Pemilik lahan disebut membentengi akses masuk ke sekolah karena ingin jual lahannya.

Rep: Bayu Adji P / Red: Agus Yulianto
Kepala SDN 2 Tugu Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, menunjukkan akses jalan siswa yang ditutup tembok beton, Kamis (2/9).
Foto: Republika/Bayu Adji P.
Kepala SDN 2 Tugu Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, menunjukkan akses jalan siswa yang ditutup tembok beton, Kamis (2/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Proses pembelajaran tatap muka (PTM) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Tugu, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, sudah berjalan lebih dari dua pekan. Namun, saat ini, para siswa harus memutar lewat jalan belakang untuk menuju ke sekolah. Sebab, akses masuk siswa dari jalan depan ke sekolah sudah ditutup tembok beton setinggi sekitar 3 meter. 

Kepala SDN 2 Tugu Sri Mulyani mengatakan, akses jalan depan ke sekolah ditembok oleh pemilik lahan tersebut sejak Januari 2021. Pemilik lahan disebut membentengi akses masuk ke sekolah karena ingin menjual lahannya.

Sri mengayakan, awalnya penutupan akses jalan masuk ke sekolah itu tak menjadi masalah lantaran para siswa belajar secara daring. Namun, ketika PTM kembali dilaksanakan, penutupan itu dikeluhkan para siswa. "Sebelum dibenteng, siswa lewat sana," kata dia kepada Republika, Kamis (2/9).

 

photo
Kepala SDN 2 Tugu Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, menunjukkan akses jalan siswa yang ditutup tembok beton, Kamis (2/9). - (Republika/Bayu Adji P.)

 

Akses yang ditutup itu merupakan jalan menuju Jalan SL Tobing. Setelah jalan itu ditutup, praktis tak ada jalan lain untuk siswa masuk. Karenanya, pihak sekolah mencari solusi mencari jalan lain agar siswa bisa ke sekolah. Akhirnya, warga setempat menghibahkan tanah untuk dipakai sebagai akses jalan siswa lewat belakang sekolah.

Menurut Sri, sebagian siswa mengeluhkan akses jalan masuk lewat belakang sekolah. Sebab, mereka harus memutar lebih jauh untuk bisa sampai sekolah. 

"Yang tadinya dekat dari depan, sekarang harus melewati jalan dengan jarak 300 meter. Kemudian menuju sekolah juga jalannya masih berbatu, lewat area kuburan, pematang sawah," ujar dia.

Dia mengungkapkan, pemilik lahan sebenarnya memberikan akses jalan untuk siswa dengan lebar sekitar 50 sentimeter. Namun, lahan itu kondisinya masih berantakan dan masih harus diperbaiki sebelum bisa dilewati. 

Dia menambahkan, lahan itu juga dipakai untuk usaha warung rumah makan. "Di depan juga dipasang plang kalau itu bukan jalan umum oleh rumah makan. Jadi kita tak bisa lewat depan. Kita sudah komunikasi dengan pemilik rumah makan, tapi mereka tak mengizinkan. Mereka menyewa lahan itu buat usaha, jadi tidak mau dilewati orang begitu saja," kata dia.

Sri berharap, sekolahnya dapat kembali memilili akses jalan depan. Sebab, para siswa disebut terus mengeluh apabila harus selalu memutar lewat belakang untuk sampai ke sekolah.

"Sekarang siswa lewat belakang semua. Kita juga akan buat nyaman jalan belakang. Namum kalau bisa juga lewat depan, karena lebih simpel," kata dia.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Budiaman Sanusi mengatakan, pihaknya sudah melakukan mediasi dengan pemilik lahan belum akses itu ditembok. Namun, hasil mediasi selalu berakhir tanpa solusi. Hingga akhirnya, pemilik lahan membentengi akses jalan yang biasa digunakan siswa dengan tembok beton. "Kita tak bisa apa-apa, karena itu hak pemilik lahan," kata dia.

Atas masalah itu, Budiaman mengatakan, pihaknya akan menganggarkan untuk pembebasan lahan yang akan digunakan sebagai akses jalan siswa SDN 2 Tugu. Setidaknya, akan disediakan jalan dengan lebar 1,5 meter untuk akses jalan agar kendaraan roda dua bisa melintas. Namun, kemungkinan besar pembebasan laham baru akan dilakukan pada 2022.

"Kita juga upaya terus mediasi. Kalau memang tak dikasih hibah, kita bebaskan. Namun kan ini anggaran berjalan, kemungkinan baru 2022 baru bisa dibebaskan," kata dia.

Menurut Budiaman, dengan viralnya berita mengenai akses jalan yang ditutup tembok itu, berbagai pihak di luar pemerintahan ikut memberikan perhatian. Dia mengatakan, saat ini, terdapat banyak pihak yang ingin membantu agar siswa dapat kembali memiliki akses jalan depan. 

"Mudah-mudahan ada perhatian dari pemilik lahan agar bisa memberikan akses sampai kita bebaskan. Jadi tak perlu menunggu tahun depan, sudah ada akses jalan depan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement