Ahad 26 Sep 2021 15:52 WIB

Survei Indikator: Masyarakat tak Setuju Vaksin Berbayar

Sebanyak 44,2 persen kurang setuju terhadap vaksin berbayar.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas kesehatan memeriksa kesehatan pengunjung sebelum disuntik vaksin Covid-19  (ilustrasi)
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas kesehatan memeriksa kesehatan pengunjung sebelum disuntik vaksin Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (IPI), Burhanuddin Muhtadi memaparkan hasil survei terbarunya yang menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat tak menyetujui adanya vaksin Covid-19 berbayar. Sebanyak 44,2 persen kurang setuju terhadap vaksin berbayar.

Sebanyak 13,7 persen responden lainnya mengaku tidak setuju sama sekali terhadap kebijakan itu. "Kami tanya, apakah setuju vaksin berbayar bagi warga yg mampu? sebagian besar tidak setuju. Meskipun memang ada 31 persen yang setuju vaksin berbayar," ujar Burhanuddin dalam rilis daringnya, Ahad (26/9).

Baca Juga

Mayoritas responden juga tak setuju dengan adanya vaksin dosis ketiga atau vaksin booster berbayar. Sebanyak 39,7 persen kurang setuju terhadap hal tersebut dan 14,2 persen lainnya tidak setuju sama sekali terhadap vaksin booster berbayar. "Namun terdapat sekitar 34,2 persen yang cenderung setuju," ujar Burhanuddin.

Di samping itu, ia menjelaskan bahwa sekira 37 persen masyarakat takut tertular Covid-19. Namun yang mengkhawatirkan baginya, ada sekira 10 sampai 15 persen masyarakat yang tidak takut sama sekali tertular virus tersebut.

Dalam data yang dipaparkannya, 15,3 persen mengaku merasa jarang takut tertular Covid-19. Sedangkan 10,0 persen lainnya mengaku tidak takut sama sekali tertular virus asal China tersebut.

Adapun 35,3 persen responden menyatakan kadang-kadang takut tertular Covid-19. Angka tersebut disebut Burhanuddin tidak terlalu berubah dari survei yang digelar pada Juli 2021.

"Di beberapa wilayah yang menyuarakan ketidaktakutannya tertular Covid-19 gitu yah dan mungkin itu menjelaskan mengapa mereka yg tidak takut masih mencapai kisaran seperempat dari proporsi pemilih kita," ujar Burhanuddin.

Indikator Politik Indonesia melakukan survei ini pada 17 hingga 21 September 2021, dengan 1.200 responden menggunakan metode simple random sampling. Adapun toleransi kesalahan atau margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen.

Sampel responden berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional, dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Dengan situasi pandemi Covid-19, Indikator Politik Indonesia melaksanakan survei dengan kontak telepon kepada responden.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement