Senin 04 Oct 2021 13:33 WIB

ASN di Tasikmalaya Diinstruksikan Beli Telur dari Peternak

Menginstruksikan seluruh ASN membeli telur agar harga telur di pasaran kembali stabil

Rep: Bayu Adji P/ Red: Bilal Ramadhan
Pekerja memberi pakan kepada ayam petelur di Kampung Cicariang, Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (30/7). Meski harga telur ayam di pasaran naik hingga Rp23.000 per kilogram, namun sejumlah peternak ayam petelur menyatakan tidak merasakan keuntungan karena harga pakan naik dari Rp5.100 menjadi Rp5.600 per kilogram, disertai menurunnya produksi telur ayam akibat perubahan iklim.
Foto: Adeng Bustomi/Antara
Pekerja memberi pakan kepada ayam petelur di Kampung Cicariang, Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (30/7). Meski harga telur ayam di pasaran naik hingga Rp23.000 per kilogram, namun sejumlah peternak ayam petelur menyatakan tidak merasakan keuntungan karena harga pakan naik dari Rp5.100 menjadi Rp5.600 per kilogram, disertai menurunnya produksi telur ayam akibat perubahan iklim.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya menginstruksikan seluruh aparatur sipil negara (ASN) untuk membeli telur. Instruksi itu dikeluarkan bertujuan agar harga telur di pasaran kembali stabil.

Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf mengatakan, pihaknya sudah melakukan pembahasan terkait harga telur yang anjok. Salah satu langkah yang akan akan dilakukan adalah menginstruksikan seluruh ASN membeli telur. 

"Besok lusa seluruh ASN di Kota Tasikmalaya disarankan membeli telur minimal satu orang satu kilogram. Disarankan untuk beli langsung ke peternak," kata Yusuf.

Ia berasumsi, apabila ada 7.000 ASN di Kota Tasikmalaya, sebanyak 7 ton telur dari peternak akan terserap. Dengan langkah itu, diharapkan harga telur dapat kembali normal.

Yusuf mengatakan, pihaknya sudah membuat edaran agar seluruh ASN membeli telur. Namun rencananya, edaran itu akan dipertegas melalui instruksi.

Berdasarkan pantauan Republika di Pasar Pancasila Kota Tasikmalaya, harga telur berkisar Rp 17.500 per kilogrammya. Dalam kondisi normal, harga telur di pasaran berada di atas Rp 20 ribu per kilogram.

Sebelumnya, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya, Nurtjipto menjelaskan, pada awal Agustus harga telur masih terpantau tinggi. Namun pada akhir Agustus hingga saat ini, harga telur mengalami penurunan yang cukup dalam.

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tasikmalaya telah melakukan langkah identifikasi ke Pasar Cikurubuk pada awal September. Di pasaran, stok telur aman tersedia. Namun minat pembeli cukup rendah.

"Ini disebabkan kebijakan PPKM yang membatasi mobilitas masyarakat, serta telah disalurkannya bantuan pangan bagi masyarakat menengah ke bawah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, sehingga mengakibatkan permintaan ke pasar mengalami penurunan," kata dia.

Menurut Nurtjipto, fenomena tersebut berdampak pada melimpahnya ketersediaan komoditas telur di pasaran. Akibatnya, kondisi itu menekan harga telur di tingkat peternak di berbagai daerah, termasuk di sentra produksi telur Kabupaten Blitar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement