Selasa 26 Oct 2021 00:17 WIB

Enam Kejadian Bencana Akibat Cuaca Ekstrem Landa Sukabumi

Meski tak ada korban jiwa, tapi sejumlah rumah warga mengalami kerusakan.

Rep: Riga Nurul Iman / Red: Agus Yulianto
Hujan deras yang melanda Kota Sukabumi menyebabkan sebuah jembatan lingkungan roboh di Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong.
Foto: istimewa
Hujan deras yang melanda Kota Sukabumi menyebabkan sebuah jembatan lingkungan roboh di Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Selama satu pekan terakhir ini terjadi sebanyak enam kejadian bencana akibat cuaca ekstrem di Kota Sukabumi. Dampaknya sejumlah rumah warga mengalami kerusakan.

"Dalam sepekan, yakni 17-22 Oktober 2021, ada enam kejadian bencana akibat cuaca ekstrem dan satu peristiwa kebakaran," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, Senin (25/10).

Akibatnya, sebanyak tujuh unit bangunan rusak dan delapan kepala keluarga (KK) merasakan dampak kerusakan tempat tinggalnya atas peristiwa naas tersebut.

Dari laporan yang masuk, kata Zulkarnain, sebaran bencana berada di empat wilayah terpisah, yaitu di Kecamatan Lembursitu, Gunung Puyuh, Warudoyong dan Cikole. Bencana itu, yakni angin kencang yang menimpa Kampung di RW 01 Cigunung, RW 12 Babakan, RW 03 Babakan dan RW 04 Kubang, Kelurahan Sukakarya, Mecamatan Warudoyong.

Dilaporkan dalam kejadian sekitar 15.30 WIB, berdampak pada satu atap rumah warga terangkat angin, satu pohon karet munding tercabut akarnya dan tumbang menimpa rumah Ibu Isam (70 tahun ) dan Ibu Titin. Selain itu satu tembok rumah bekas pabrik kue jebol. Beruntung dalam kejadian ini tidak ada korban jiwa. 

Bencana lainnya yakni banjir permukaan jalan di RT 04 RW 04 Jalan Merdeka, Kelurahan Cipanengah, Kecamatan Lembursitu. Hal ini dipicu oleh drainase pinggir jalan tersumbat menggenang radius 30 meter dari akibat sampah, serta kurangnya bak kontrol air sepanjang trotoar Jalan Merdeka, Kelurahan Cipanengah.

Selanjutnya, kata Zulkarnain, cuaca ekstrem berakibat sebagian atap rumah warga di Cibodas RT 03 RW 01 Kelurahan Cikundul, Kecamatan ambruk. Rumah yang terdampak dihuni dua KK atas nama Uen dan Hendar tertimpa yang dipicu oleh kondisi atap rumah lapuk.

Bencana lainnya, yakni cuaca ekstrem di Kuta Pasir RT 03 RW 11 Sriwedari, Gunungpuyuh, mengakibatkan retakan dinding dan atap dapur Neneng Sri Giantini. Hal ini dipicu karena lapuk luas terdampak 24 meter persegi.

Zulkarnain menerangkan, bencana lainnya cuaca Ekstrim berakibat robohnya atap rumah Suryana (48), warga Jalan Bhayangkara Kuta Pasir, Kelurahan Sriwidari, Kecamatan Gunung Puyuh.

Terakhir lanjut Zulkarnain, cuaca ektrem berakibat dua batang pohon tumbang yaitu pohon Jengkol berukuran tinggi 8 meter diameter 30 sentimeter dan pohon alpukat 7 meter diameter 40 sentimeter. Pohon itu menimpa atap kantor Tagana Dinsos Kota Sukabumi pada Rabu, 20 Oktober 2021 di Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole.

Sementara kebakaran terjadi di permukiman warga, yakni dapur rumah warga Hendi (46) terbakar. Kejadian diperkirakan dari hubungan pendek arus listrik, terindikasi dari kabel aliran listrik sudah tidak layak pakai. Lokasi kejadian di Pasir Ipis RT 05 RW 12, Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole.

Untuk mengantisipasi risiko yang terjadi, ungkap Zulkarnain, BPBD tetap menggalakkan KIE dan mengajarkan praktik siaga menghadapi bencana. Selain itu tetap meminta waspada atas anomali cuaca yang kerap cepat berubah, sehingga berdampak pada kondisi membahayakan warga.

Terutama, lanjut Zulkarnain, bagi warga yang tinggal dekat bantaran sungai, bangunan yang dekat tebing dan curam maupun pepohonan, tiang listrik, dan baliho yang kerap jatuh ditiup angin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement