Jumat 29 Oct 2021 14:20 WIB

Kasus Covid-19 dari PTM di Bandung Naik Jadi 229 Orang

214 orang di antaranya merupakan siswa dan 15 orang lainnya guru

Petugas kesehatan melakukan tes usap antigen ke pelajar
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas kesehatan melakukan tes usap antigen ke pelajar

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Jawa Barat mencatat kasus terkonfirmasi Covid-19 dari tes acak pada pembelajaran tatap muka (PTM) di berbagai sekolah setempat naik menjadi sebanyak 229 orang.

Kepala Dinkes Kota Bandung Ahyani Raksanagara, Jumat (29/10) mengatakan, sejauh ini sudah ada 7.511 orang yang dites. Dari jumlah tersebut 229 orang dinyatakan positif, 6.755 orang negatif, dan sisanya belum keluar hasil.

"Jumlah sekolah yang sudah dilakukan pemeriksaan ada 196 sekolah, sedangkan yang sudah keluar hasilnya itu baru dari 182 sekolah," kata Ahyani di Bandung.

Dari 229 orang yang dinyatakan positif itu, 214 orang di antaranya merupakan siswa dan 15 orang lainnya guru. Adapun sekolah yang dilakukan pengetesan itu terdiri dari berbagai tingkat pendidikan mulai dari SD, SMP, hingga SMA atau SMK. Meski kini ada ratusan orang yang dinyatakan Covid-19 dari kegiatan PTM, namun menurut Ahyani seluruh orang yang positif itu tidak mengalami gejala apapun atau OTG.

Adapun dari 182 sekolah itu, kata Ahyani, 47 sekolah di antaranya memiliki persentase terkonfirmasi Covid-19 melebihi 5 persen. Angka persentase itu merupakan perbandingan jumlah kasus pada suatu sekolah dengan jumlah siswa yang ikut PTM secara keseluruhan di sekolah tersebut sehingga 47 sekolah itu berpotensi tidak melanjutkan sementara PTM dan kembali ke sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Pasalnya dalam ketentuan, sekolah yang memiliki tingkat Covid-19 di atas 5 persen maka harus menghentikan PTM.Ahyani mengatakan, tidak menutup kemungkinan angka terkonfirmasi Covid-19 dari PTM itu kembali bertambah. Pasalnya sejauh ini masih ada 14 sekolah yang belum keluar hasil tesnya.

"Kita pun terus melakukan pengetesan dan pelacakan guna mencegah penyebaran sejak dini," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement