Kamis 04 Nov 2021 14:46 WIB

Anggaran Pilgub Jabar Rp 2,47 Triliun Dinilai tak Masuk Akal

Anggaran tersebut sebelumnya telah diajukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar.

Warga melintas di dekat bilik suara khusus di TPS 02, Desa Pananjung, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Rabu (9/12/2020). Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyediakan bilik khusus di luar TPS bagi pemilih yang suhunya di atas 37,3 derajat celcius.
Foto: Antara/Adeng Bustami
Warga melintas di dekat bilik suara khusus di TPS 02, Desa Pananjung, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Rabu (9/12/2020). Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyediakan bilik khusus di luar TPS bagi pemilih yang suhunya di atas 37,3 derajat celcius.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Anggota DPRD Jawa Barat (Jabar) Asep Wahyuwijaya alias AW mengatakan, anggaran Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2024 senilai Rp 2,47 triliun tak masuk akal. Anggaran tersebut sebelumnya telah diajukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar.

"KPU Jawa Barat mengajukan anggaran sebesar Rp 2,47 triliun untuk keperluan Pilgub tahun 2024, itu berlebihan dan tak masuk akal," kata Anggota Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Jabar itu saat dihubungi, Rabu (4/11).

Baca Juga

Menurut dia, anggaran tersebut jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan provinsi lain. Dia mencontohkan, Pemprov Jawa Tengah hanya menyiapkan Rp 900 miliar untuk dana cadangan pelaksanaan Pilgub 2024.

"Saya dan anggota Bapemperda (DPRD Jabar) lainnya studi banding ke DPRD Provinsi Jateng. Di Jateng ternyata perdanya sudah selesai dengan besaran anggaran yang disiapkan hanya Rp 900 miliar. Masa ajuan KPU Jabar hampir tiga kali lipatnya," kata legislator asal Kabupaten Bogor itu.

Ia menyebutkan, selisih anggaran yang diajukan KPU Jawa Barat terlalu jauh, mengingat perbedaan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) Jawa Barat dengan Jawa Tengah hanya lima juta orang. AW menganggap pemikiran mengenai penyelenggaraan pilgub secara mandiri itu keliru, pasalnya, agenda Pilkada pada 2024 itu dilakukan serentak dan sudah menjadi agenda politik nasional.

"Karena adanya agenda keserentakan dalam pilkada, maka mestinya anggaran penyelenggaraannya pun bisa diefisiensikan dengan cara berbagi item anggaran antara KPU provinsi dengan KPU kabupaten atau kota," ujar Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Jawa Barat itu.

Asep membandingkan dengan Pilkada Serentak 2018, saat itu Pilgub Jabar juga dilakukan berbarengan dengan pilwalkot dan pilbup di 16 daerah dengan hanya menghabiskan anggaran Rp 1,8 triliun. Pemprov Jabar mengalokasikan Rp1,1 triliun, tapi saat itu hanya terpakai oleh KPU setempat Rp 900 miliar. Ia menyarankan kepada KPU Jawa Barat segera berkoordinasi dengan KPU di tingkat kota dan kabupaten, sehingga dapat menyusun kembali kebutuhan anggaran yang efisien dan realistis.

"Jadi KPU Jabar tidak usah repot minta anggaran untuk para petugas TPS dan PPK lagi ke Pemprov. Jika itu bisa dilakukan maka ajuan Rp 1,6 triliun untuk kebutuhan itu saja bisa dicoret. Kalau item itu dicoret, sebenarnya kan tinggal Rp 800-900 miliar lagi saja keperluan KPUD Jabar untuk perhelatan Pilgub yang akan diserantakkan dengan pilbup dan pilwalkot itu," paparnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement