Rabu 17 Nov 2021 11:36 WIB

Jokowi Hadir di Milad ke-109 Muhammadiyah Secara Daring

Prof Haedar berpesan agar warga bangsa tetap menjaga optimisme di tengah pandemi.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan untuk menghadiri dan memberikan sambutan pada milad ke-109 Muhammadiyah secara dalam jaringan (daring) pada Kamis (17/11). Ketua Panitia Milad ke-109 Muhammadiyah, M Nurul Yamin membenarkan informasi tersebut.

"Dari pihak Protokol Istana sudah mengonfirmasi Insya Allah Presiden akan memberikan sambutan dalam Milad kali ini secara daring dari Istana Kepresidenan," ujar Nurul dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Nurul mengatakan, milad Muhammadiyah kali ini mengangkat tema 'Optimis Hadapi Pandemi Covid-19: Menebar Nilai Utama'. Terdapat berbagai acara yang akan turut memeriahkan milad 2021, seperti pidato Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan penganugerahan penghargaan Muhammadiyah 2021.

Kemudian, penandatanganan prasasti Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM), Universitas Siber Muhammadiyah (Sibermu), Muhammadiyah Australia College, dan Gedung Dasron Hamid Research and Innovation Center, serta pemberian penghargaan bagi pegiat persyarikatan pejuang Covid-19.

"Penghargaan bagi pejuang Covid-19 yang telah berjasa di masa pandemi dalam berkontribusi membatu dan meringankan beban masyarakat," kata Haedar.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir berpesan agar seluruh warga bangsa, terutama dalam masa pemulihan pandemi Covid-19, terus menjaga semangat optimisme, kebersamaan, menguatkan nilai-nilai yang memperkuat kebersamaan dan menghindari nilai yang merusaknya.

"Muhammadiyah sejak awal konsisten untuk terus berusaha dengan segala kemampuan yang dimiliki, sumber dana, sumber daya, dan sistem yang kita gerakkan untuk hadir ikut menjadi bagian yang memberi solusi dan sekaligus juga optimisme dalam menghadapi pandemi yang sangat berat ini," kata guru besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tersebut.

Selain masyarakat tetap disiplin menjaga protokol kesehatan, Haedar berpesan, masalah seberat apapun bisa lebih mudah diatasi jika bangsa Indonesia bersama dan bersatu. Dampak pandemi, kata dia, sangat terasa pada sisi kesehatan, ekonomi, hingga sosial, serta psikologi masyarakat dan bangsa.

Sehingga kerja sama dari seluruh pihak dengan program lintas menjadi penting dalam pemulihan akibat dampak pandemi. "Jangan sampai kita, bangsa Indonesia disibukkan oleh berbagai hal yang membuat kita tidak produktif dan membuat kita tidak maju. Kemajuan adalah keniscayaan bagi bangsa modern," kata Haedar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement