REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Balai Bahasa Jawa Barat (Jabar) menggelar kegiatan Diseminasi Hasil Penerjemahan Karya Sastra Daerah, di FOX Harris Hotel, Jalan Jawa No 3, Kota Bandung, belum lama ini. Kegiatan tersebut dilakukan untuk menyamakan persepsi hasil penerjemahan terhadap karya sastra daerah.
Menurut Kepala Balai Bahasa Jabar Dr Syarifuddin, M.Hum, Syarifuddin, pada 2021 pihaknya sudah melakukan penerjemahan terhadap 30 produk karya sastra. Sasaran dari penerjemahan tersebut adalah siswa Sekolah Dasar (SD) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
"Alhamdulillah 30 produk pada tahun ini, di tahun 2022 nanti Insya Allah ada 25 produk. Dengan sasaran yang mengerucut ke pendidikan dasar, terutama SD, dan PAUD," ujar Syarifuddin dalam siaran persnya, Jumat (26/11).
Menurut Syarifuddin, karya sastra tersebut dihasilkan dari hampir seluruh daerah yang ada di Jabar. Karena, hampir semua daerah di Jabar memang kaya akan karya sastra ini.
"Karya sastra itu, ada hampir semua daerah yang ada di Jawa Barat, memang semuanya terdapat karya sastra," katanya.
Menurutnya, acara tersebut digelar untuk menyamakan persepsi bagi para penerjemah yang ada di Jabar. Sebelumnya sudah ada acara yang sama untuk mematangkan persepsi dalam melakukan penerjemahan.
"Dalam acara itu, kami berbicara hasil-hasil yang sudah dilakukan itu, hasil penerjemahan, apakah itu sudah sesuai dengan standar yang disepakati bersama dan lain sebagainya. Selain itu apakah ini sudah sesuai dengan apa yang diinginkan dari program penerjemahan ini," paparnya.
Menurutnya, diseminasi penerjemahan tersebut dilakukan untuk karya sastra yang ada di Jabar. Semua karya sastra tersebut, ditulis pengarang yang ada di Jabar.
"Yang diterjemahkannya itu karya-karya sastra berbahasa daerah yang ada di Provinsi Jawa Barat ini. Nah semua hasil karya itu memang ditulis oleh para pengarang yang ada di jawa barat, yang menggunakan bahasa daerah," ujarnya.
Syafruddin mengatakan, penerjemahan tersebut dilakukan sebagai bahan bacaan. Menurutnya bukan hanya di Jabar, tapi bisa di seluruh Indonesia.
"Terjemahan ini kedepannya akan dijadikan sebagai bahan bacaan. Sasarannya bukan hanya di Jawa Barat, namun ini akan didistribusikan, atau sasarannya itu ke masyarakat Indonesia secara luas," katanya.
Program ke depan yang lainnya, kata Syarifuddin, adalah adanya digitalisasi. Namun, saat ini pihaknya masih difokuskan dalam kemasan cetak.
"Memang salah satu program ke depannya adalah digitalisasi itu. Tapi untuk sementara ini, baru berbentuk cetak, dan akan di kirimkan kepada masyarakat terutama ke dunia pendidikan," kata Syarifuddin.