Rabu 05 Jan 2022 16:26 WIB

Kemenkes: Kasus Covid-19 Varian Omicron Bertambah 92 Pasien

Penambahan kasus varian Omicron didominasi WNI yang baru kembali dari luar negeri.

Petugas kesehatan melakukan tes usap PCR kepada warga di Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten, Rabu (5/1/2022). Pemerintah Kota Tangerang melakukan tes usap PCR kepada masyarakat dengan target 2.000 orang per hari guna mengantisipasi penyebaran COVID-19 varian Omicron karena Kota Tangerang menjadi kota perlintasan bagi penumpang internasional Bandara Soekarno-Hatta.
Foto: Antara/Fauzan
Petugas kesehatan melakukan tes usap PCR kepada warga di Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten, Rabu (5/1/2022). Pemerintah Kota Tangerang melakukan tes usap PCR kepada masyarakat dengan target 2.000 orang per hari guna mengantisipasi penyebaran COVID-19 varian Omicron karena Kota Tangerang menjadi kota perlintasan bagi penumpang internasional Bandara Soekarno-Hatta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan RI mengumumkan jumlah kasus terkonfirmasi Omicron di Indonesia bertambah 92 pasien, Selasa (4/1). Penambahan kasus didominasi oleh WNI yang baru kembali dari luar negeri.

"Mayoritas (penularan) masih didominasi pelaku perjalanan luar negeri. Dari hasil pemantauan, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala. Gejala paling banyak adalah batuk (49 persen) dan pilek (27 persen)," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi melalui keterangan pers yang diterima di Jakarta, Rabu (5/1) pagi.

Baca Juga

Nadia mengatakan terjadi penambahan 92 kasus konfirmasi baru di Indonesia sehingga total kasus Omicron menjadi 254 kasus, terdiri atas 239 kasus dari pelaku perjalanan internasional (imported case) dan 15 kasus transmisi lokal. Nadia mengatakan Omicron memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat dibandingkan varian Delta.

Sejak ditemukan pertama kali pada 24 November 2021 di Afrika Selatan, kini Omicron telah terdeteksi di lebih dari 110 negara dan diperkirakan akan terus meluas. Pada level nasional, kata Nadia, pergerakan Omicron juga terus meningkat sejak pertama kali dikonfirmasi pada 16 Desember 2021.

Nadia mengimbau seluruh daerah untuk memperkuat kegiatan 3T (testing, tracing, treatment), aktif melakukan pemantauan apabila ditemukan kluster baru Covid-19 dan segera melaporkan dan berkoordinasi dengan pusat apabila ditemukan kasus konfirmasi Omicron di wilayahnya. Selain kesiapan dari segi sarana dan prasarana kesehatan, Nadia kembali menekankan bahwa kewaspadaan individu harus terus ditingkatkan untuk menghindari potensi penularan Omicron. Protokol kesehatan 5M dan vaksinasi harus berjalan beriringan sebagai kunci untuk melindungi diri dan orang sekitar dari penularan Omicron.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement