Kamis 27 Jan 2022 14:00 WIB

Selama Januari, Terjadi 93 Kasus Angin Puting Beliung di Jabar 

Mitigasi bencana dan ketangguhan masyarakat menghadapi bencana sudah lebih bagus. 

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Warga berjalan di dekat pohon yang tumbang di Jalan Abdullah Bin Nuh, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Hujan deras disertai angin kencang pada Senin (24/1/2022), membuat pohon tersebut tumbang hingga menimpa dua kios dan tidak ada korban jiwa pada peristiwa tersebut. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga berjalan di dekat pohon yang tumbang di Jalan Abdullah Bin Nuh, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Hujan deras disertai angin kencang pada Senin (24/1/2022), membuat pohon tersebut tumbang hingga menimpa dua kios dan tidak ada korban jiwa pada peristiwa tersebut. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masyarakat Jabar diminta terus waspada dengan potensi bencana angin puting beliung. Menurut Analis Kebencanaan Ahli Muda/Koordinator Pusdalops PB BPBD Provinsi Jawa Barat Hadi Rahmat, awal tahun ini atau selama Januari 2022, ada 203 kejadian bencana. Yakni, terdiri dari 20 laporan banjir, ada 67 tanah longsor, dan angin puting beliung ada 93 laporan.

"Angin puting beliung, jadi bencana yang agak sering terjadi sekarang. Jadi harus waspada," ujar Hadi kepada Republika, Kamis (27/1).

Hadi mengatakan, berdasarkan laporan yang terbaru, wilayah Bogor paling sering terjadi angin puting beliung. Selain itu, ada Kota Tasikmalaya dan Indramayu. Bahkan, di Indramayu kejadiannya agak besar juga.

"Angin puting beliung ini sering terjadi karena dampak fenomena La Nina. Ini sudah diinfokan dari awal kami selalu coba untuk selalu mengingatkan kesiapsiagaan kabupaten kota dengan fenomena la nina ini," katanya.

Menurut Hadi, kondisi geografis memang mempengaruhi kerentanan angin puting beliung. "Kondisi geografis mempengaruhi, kayak wilayah Bandung nggak terlalu sering, tapi yang sering itu Bogor cenderung sering untuk daerah Bogor," katanya.

Sebenarnya, kata dia, dibandingkan tahun lalu, bencana yang terjadi pada Januari 2022 ini lebih sedikit dibandingkan Januari 2021. Karena, jumlah bencananya di Januari 2021 mencapai 213 kejadian.

"Awal tahun sebenarnya kondisi bencana agak melandai. Kalau biasanya, awal tahun ini agak banyak dibandingkan awal tahun kemarin," katanya.

Hadi mengatakan, pada 2021 bencana di Jabar mengalami kenaikan. Yakni, pada 2020 ada 1.861 kejadian. Pada 2021 naik menjadi 2.469 kejadian. 

"Walaupun kejadian bencananya naik, tapi dampak yang ditimbulkan justru turun. Jadi, dampaknya nggak sebesar tahun sebelumnya," katanya.

Hal ini terjadi, kata dia, salah satunya karena mitigasi bencananya dan ketangguhan masyarakat menghadapi bencana buat masyarakat lebih bagus. Sehingga, masyarakat lebih siap menghadapi bencana. Apalagi, beberapa daerah sudah menjadi daerah tangguh bencana jadi lebih siap.

Hadi menjelaskan, pada 2021 dari 2.469 kejadian bencana, jumlah masyarakat yang terdampak ada 812.379. Sebanyak 63 orang korban meninggal dunia. Lalu sebanyak 233.723 terdampak. Yakni, sebanyak 768 rusak berat, 1.096 rusak sedang, 3881 rusak ringan, dan 228.005 rumah terendam.

Pada 2021, kata dia, bencana yang  banyak terjadi di Jabar adalah tanah longsor mencapai 1.387 kejadian. Lalu, angin puting beliung 676, banjir 335, kebakaran lahan sebanyak 40, gempa bumi 25 kejadian dan gelombang pasang 6.

"Tahun ini, yang harus diwaspadai selain angin puting beliung disaat kondisi siaga darurat hidrometrologi ini adalah banjir dan longsor masih dominan. Masyarakat harus siap siaga dan selalu update informasi cuaca bisa memantau lewat aplikasi," katanya.

BPBD Jabar, kata dia, selalu menginformasikan ke aparat kewilayahan tentang peringatan dini bencana. Agar semua daerah siap siaga menghadapi cuaca esktrim. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement