Kamis 27 Jan 2022 14:31 WIB

Antisipasi Varian Omricon, RSUD Kota Bogor Siapkan Gedung Baru

Wali Kota Bogor Bima menyebut Covid-19 varian Omicron sudah masuk ke wilayahnya.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Petugas keamanan melintas di depan Rumah Sakit Lapangan Kota Bogor, Kompleks GOR Pajajaran, Kota Bogor, Jawa Barat.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas keamanan melintas di depan Rumah Sakit Lapangan Kota Bogor, Kompleks GOR Pajajaran, Kota Bogor, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor kembali menyiapkan gedung baru Blok 3 sebagai antisipasi lonjakan kasus Covid-19 varian omicron di wilayahnya. Hal ini dilakukan sama seperti skema antisipasi Covid-19 varian delta pada pertengahan 2021.

Kepala Bidang Pengembangan Bisnis dan Pengendalian RSUD Kota Bogor, Armein Sjuhary Rowi, mengatakan, skema persiapan yang dilakukan mulai dari sisi kesiapan petugas medis, juga kesiapan tempat tidur atau bed untuk menampung pasien. 

“Kami melakukan persiapan (secara) bertahap, dilihat dari berapa banyak penambahan kasus yang terjadi. Apabila kasus bertambah secara perlahan, kita siapkan lantai 1 atau ruang Batu Tulis di Blok 3 RSUD Kota Bogor,” kata Armein, Kamis (27/1/2022).

Jika terjadi lonjakan kasus yang cukup signifikan, Armein mengatakan, maka RSUD Kota Bogor menyiapkan seluruh lantai yang berada di Blok 3 untuk digunakan melakukan perawatan pasien Covid-19.

Sedangkan upaya terakhir yang akan ditempuh ketika kasus dikhawatirkan tidak terkendali, maka RSUD Kota Bogor akan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor atau Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), untuk meminta agar membuka kembali rumah sakit perluasan di kawasan GOR Pajajaran Koga Bogor.

“Kita sedang mempersiapkan ruang Batu Tulis, mulai dari 32 bed dan bisa disesuaikan sesuai penambahan kasus. Tapi, jika semakin melonjak, akan disiapkan rumah sakit perluasan. Itu pilihan terakhir,” ucap Armein.

Untuk itu, dia meminta, agar masyarakat waspada akan varian omicron lantaran penularanya yang sangat cepat. Apalagi kepada pasien yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid.

Secara umum, kata dia, varian omicron hampir sama dengan varian sebelumnya. Hanya saja untuk varian baru tersebut penyebaran yang cepat, tetapi gejala yang ditimbulkan relatif ringan, seperti batuk, pilek, dan demam yang tidak tinggi.  

“Tapi, tetap harus diwaspadai karena penyebaran yang cepat, dan ketika menginfeksi pasien yang memiliki komorbid bisa menimbulkan kematian,” ujarnya.

Akhir pekan lalu, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, menyebut Covid-19 varian omicron sudah masuk ke wilayahnya. Masuknya varian baru Covid-19 tersebut seiring jumlah penularan kasus Covid-19 di Kota Bogor yang belakangan ini terus meningkat. 

“Sudah pasti omicron, enggak usah dites lagi pasti omicron karena berbulan-bulan landai tiba-tiba lonjakan, ini pasti omicron,” tuturnya.

Meski demikian, Bima Arya menyampaikan, saat ini tidak penting lagi untuk mencari kasus pertama Covid-19 varian Omicron di Kota Bogor. Sebab, yang lebih penting saat ini ialah menyiagakan sistem kesehatan baik seperti vaksin, tracing, testing hingga treatment. 

“Enggak mungkin ditelusuri satu-satu, karena (kasus) akan melonjak terus, dan berbeda dengan PCR, ini nggak bisa tes di laboratorium (terus) pasti mahal dan laboratorium medisnya terbatas,” ucapnya. 

Di samping itu, Bima Arya mengatakan, Pemkot Bogor telah memprediksi akan ada peningkatan kasus jumlah terpapar Covid-19 di Kota Bogor. Bahkan, dia sudah mengingatkan jajarannya sejak satu pekan terakhir. 

Sehingga, saat ini, yang akan dilakukan Pemkot Bogor yakni bersiaga menghadapi situasi lonjakan yang lebih tinggi dari varian delta di Kota Bogor. 

“Kita sudah lakukan semuanya antisipatif. Tempat tidur di Rumah Sakit sudah siap di konversi, pusat isolasi sudah siap di aktivasi, Rumah Sakit perluasan sudah siap, ketersediaan oksigen juga dari jalur distribusinya kita pastikan siap,” ucapnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement