Senin 07 Feb 2022 14:35 WIB

Bupati Cirebon Minta Pelajar Berani Tolak dan Laporkan Indikasi Tawuran

Kenakalan pelajar itu bisa disebabkan oleh berbagai faktor.   

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah pelajar SMK yang diamankan petugas saat akan gelar aksi tawuran. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Sejumlah pelajar SMK yang diamankan petugas saat akan gelar aksi tawuran. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Maraknya aksi tawuran antar pelajar di Cirebon belakangan ini mengundang keprihatinan masyarakat. Aksi para pelajar di Cirebon marak seiring aktifnya kembali pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. 

Hal itupun mendorong Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Cirebon melakukan Deklarasi Serentak Tolak Tawuran Pelajar, Anti Geng Motor serta Anti Narkoba bagi para pelajar, Senin (7/2). Bupati Cirebon, Imron Rosyadi, mengakui, aksi tawuran, geng motor dan penggunaan narkoba di wilayahnya saat ini kembali marak. 

Bahkan, dia menyebut, Kabupaten Cirebon masuk dalam zona merah narkoba. "Untuk itu, saya mengajak para pelajar, untuk menolak tawuran, geng motor dan narkoba," ucap Imron, di sela pelaksanaan deklarasi di SMK Muhamadiyah, Kedawung, Kabupaten Cirebon, Senin (7/2).

Imron meminta, kepada para pelajar agar berani menolak jika diajak melakukan kegiatan yang negatif, terutama tawuran. Dia juga mendorong para pelajar untuk berani melaporkan kepada guru atau pihak kepolisian, jika ada tanda-tanda akan terjadinya aksi tawuran.

"Selain berani menolak, pelajar juga harus berani melapor ke guru atau polisi, jika ada indikasi akan terjadi tawuran," kata Imron.

Untuk bisa menyelesaikan masalah pelajar itu, Imron pun mengajak seluruh pihak secara bersama-sama mengantisipasinya. Pasalnya, kenakalan pelajar itu bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Selain dari lingkungan, bisa juga dari keluarga atau dirinya sendiri.

"Kami juga meminta kepada pihak kepolisian, untuk rutin melakukan pembinaan kepada para pelajar, agar tidak terjadi lagi tawuran," tutur Imron.

Dalam kesempatan yang sama, Wakapolres Cirebon Kota, Kompol Ahmat Troy Aprio, menuturkan, deklarasi itu dilakukan oleh pelajar di Kota Cirebon maupun Kabupaten Cirebon.

Troy pun membenarkan, pascaaktifnya kembali PTM, kasus tawuran kembali meningkat. Karena itu, pihaknya mendorong adanya deklarasi tersebut. Selain itu, untuk mengantisipasi tawuran kembali terjadi, pihaknya juga sudah mendata sekolah-sekolah yang sering terlibat aksi tawuran.

"Biasanya, tawuran terjadi karena ada sekolah yang karena berdekatan, atau karena rutenya harus melintasi sekolah lainnya, saat berangkat atau pulang sekolah," kata Troy.

Sebagai bentuk antisipasinya, polisi membuat rute baru bagi siswa yang sekolahnya sering terlibat tawuran. Polisi juga melakukan pengawalan terhadap siswa yang terpaksa harus melintasi sekolah lainnya yang sering terlibat tawuran. Hal itu diharapkan bisa mencegah terjadinya gesekan yang menyebabkan tawuran.

Dalam kesempatan yang sama, Forkopimda Kota Cirebon juga melaksanakan kegiatan Deklarasi Serentak Tolak Tawuran Pelajar, Anti Geng Motor serta Anti Narkoba di SMKN 1 Kota Cirebon, Jalan Perjuangan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon.

"Ini bukti kami serius melakukan pencegahan dan penanganan tawuran pelajar, geng motor, dan narkoba yang sering melibatkan pelajar," kata Kapolres Cirebon Kota, AKBP M Fahri Siregar.

Seperti diketahui, jajaran Polres Cirebon Kota (Ciko) beberapa waktu yang lalu meringkus enam orang remaja yang terlibat dalam tawuran. Terjadinya tawuran bermula dari tantangan yang dilontarkan melalui media sosial, usai kegiatan reuni gabungan SMK yang ada di Kota Cirebon pada Sabtu (22/1).

Tawuran itu terjadi di Jalan Brigjen Dharsono, tepatnya depan Lion Parsel, Kecamatan Kedawung, pada Ahad (23/1) sekitar pukul 02.00 WIB. Akibat tawuran itu, terdapat satu orang korban yang mengalami luka bacok di sekujur tubuhnya dan kini dirawat di rumah sakit. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement