Kamis 17 Feb 2022 14:42 WIB

Pemkab Bogor Dorong Pusat Revitalisasi Sungai Cikeas dan Cileungsi

Sejumlah titik tanggul perlu dibenahi, termasuk di DAS Cileungsi dan Cikeas.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Pengendara roda dua memaksakan untuk melintasi jalan yang tergenang luapan air Sungai Cileungsi di Jalan alternatif Desa Gunung Sari, Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Pengendara roda dua memaksakan untuk melintasi jalan yang tergenang luapan air Sungai Cileungsi di Jalan alternatif Desa Gunung Sari, Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Perumahan Villa Nusa Indah 1 dan 2 di Desa Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor dilanda banjir pada Rabu (16/2) hingga Kamis (16/2) dini hari, akibat naiknya air di Sungai Cileungsi. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor mendorong agar pemerintah pusat segera merevitalisasi Sungai Cileungsi dan Cikeas.

Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin mengatakan. Pemkab Bogor sudah meminta pemerintah pusat, dalam hal ini Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) untuk merevitalisasi dua sungai tersebut. Revitalisasi yang dimaksud Ade Yasin, ditekankan pada penataan dan pembenahan sungai. Lantaran saat ini sejumlah titik tanggul perlu dibenahi, termasuk di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cileungsi dan Cikeas.

“Iya (termasuk pembenahan DAS). Karena itu kan pusat. Sampai hari ini belum ada action (aksi),” kata Ade Yasin kepada wartawan, Kamis (17/2).

Kendati demikian, Ade Yasin mengatakan, Pemkab Bogor melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bogor telah melakukan upaya pencegahan banjir. Yaitu dengan membangun 19 sumur pompa. Dimana pompa ini juga dapat mempercepat pengeringan banjir dan meminimalisasi endapan lumpur.

“Itu (pompa) juga sudah mengurangi banjir. Kita juga sudah dorong KemenPUPR untuk segera selesaikan itu (revitalisasi),” ujarnya.

Kasie Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Adam Hamdani, mengatakan banjir yang melanda Desa Bojong Kulur terjadi pada Rabu (16/2) malam pukul 22.15 WIB dengan ketinggian 130 hingga 160 centimeter. Banjir baru surut pada Kamis (17/2) dini hari.

Adam memaparkan, dari 17 RW di Perumahan Villa Nusa Indah total rumah yang terdampak sebanyak 3.200 rumah. Di ribuan rumah tersebut terdapat 3.052 kepala keluarga (KK) demgan 11.208 jiwa.

Selain berdampak pada rumah warga, sambung Adam, sejumlah fasilitas umum juga terdampak banjir. Di antaranya, enam masjid di RW 13, 17, 21, 22, 24 dan 28. Serta tiga sekolah di Sekolah Akbid Bunda Auni, Sekolah Harapan Bunda, Sekolah Daarel Salam.

Berdasarkan analisa BPBD Kabupaten Bogor, banjir di Desa Bojong Kulur dicegah jika program pengendalian banjir dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) sudah terealisasi. Sementara itu, menurut Adam, pompa air yang sudah ada sejak 2020 itu juga efektif mempercepat pengeringan dan meminimalisasi endapan lumpur.

“Kami juga memfungsikan pompa banjir. Pada saat bencana perlu juga dibuatkan protokol kesehatan Covid-19,” imbuhnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement