Ahad 20 Feb 2022 17:44 WIB

Penyebaran Covid-19 di Bandung Hampir Tembus 10 Ribu Kasus

Dinkes berencana merekrut 320 orang tracer untuk melaksanakan kegiatan tracing. 

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Relawan Satgas PPKM RW 10 memeriksa kesehatan pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri (Isoman) di rumahnya di Jalan Kebon Bibit Selatan, Tamansari, Kota Bandung.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Relawan Satgas PPKM RW 10 memeriksa kesehatan pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri (Isoman) di rumahnya di Jalan Kebon Bibit Selatan, Tamansari, Kota Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mengungkapkan penyebaran Covid-19 di Kota Bandung hampir menembus angka 10.000 kasus. Jumlah tersebut diprediksi masih akan terus bertambah di tengah proses tracing yang dilakukan oleh petugas.

"Konfirmasi aktif kita per hari kemarin 19 Februari itu 9.319 (kasus), ada penambahan 663 dibanding hari sebelumnya," ujar Sekretaris Dinkes Kota Bandung Anhar Hadian saat dihubungi melalui sambungan telepon, Ahad (20/2/2022).

Dia menuturkan, peningkatan kasus dalam beberapa hari ke depan diperkirakan akan meningkat di tengah proses tracing yang dilakukan. Bahkan pihaknya berencana merekrut 320 orang tracer untuk melaksanakan kegiatan tracing tersebut.

"Minggu depan akan merekrut 320 orang tenaga tracer sangat mungkin kasus bertambah. Tujuan kami adalah menemukan kasus sebanyaknya dulu," katanya.

Anhar mengatakan, tiap ditemukan kasus positif Covid-19 maka pihaknya menargetkan melakukan tracing kepada 15 orang kontak erat seperti anggota keluarga, teman kerja dan lainnya. Peningkatan kasus Covid-19 banyak ditemukan dari mereka yang melakukan kontak erat.

"Kontribusi terbesar dari kontak erat. Kita bisa melihat dan merasakan ayahnya positif eh gak lama ibunya positif. Target utama kami itu kontak erat," katanya.

Dia melanjutkan, pelaku perjalanan pun menjadi kelompok yang berisiko terpapar Covid-19. Kasus Covid-19 saat ini sudah menyebar di semua kelompok masyarakat di Kota Bandung.

Meski dampak terpapar Covid-19 varian Omicron ringan, dia mengingatkan, hal tersebut tidak berlaku untuk lansia atau orang yang memiliki penyakit bawaan. Oleh karena itu, masyarakat yang merasa sehat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan agar tidak menjadi carrier.

"Sekarang kita banyak menemukan orang sehat, anak muda abai (prokes) ah Covid-19 mah kita olahraga makan istirahat cukup tidak akan apa-apa. Betul buat elo, buat orang tua lo berisiko. Kalau saya pakai masker semangatnya bukan melindungi diri sendiri tapi menghindari orang lain tertular," ungkapnya.

Dia mengatakan, apabila lansia dan orang yang memiliki komorbid terpapar Covid-19 maka progresnya lebih cepat memburuk. Para lansia dan orang yang memiliki komorbid pun dimint lebih membatasi aktivitas dan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement