Kamis 10 Mar 2022 07:35 WIB

DPRD Minta Pemkot Bogor Tekan Lonjakan Harga Daging

Ketersediaan stok dan distribusi yang lancar kunci harga daging tak alami kenaikan.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto meminta pemkot menekan harga daging yang saat ini bergerak naik.
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto meminta pemkot menekan harga daging yang saat ini bergerak naik.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor Atang Trisnanto meminta, Pemerintah Kota Bogor menekan lonjakan kenaikan harga daging sapi. Saat ini, harga daging itu sudah mencapai Rp 130 ribu sampai dengan Rp 135 ribu per kilogram.

"Ketersediaan stok dan distribusi yang lancar itu kuncinya. Jadi tidak ada alasan harga akan terus meningkat jika dua hal itu terpenuhi," kata Atang di Kota Bogor, Rabu (9/3/2022).

Atang menjelaskan, permintaannya agar Pemerintah Kota Bogor mempersiapkan dua langkah tersebut sebagai bentuk saling mengingatkan. Ini, kata dia, agar gejolak harga-harga bahan pokok tidak menjadi topik yang terus membebani masyarakat.

Sejak dua pekan ini, harga daging sapi mengalami kenaikan Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu dari Rp 115 ribu atau paling tinggi Rp 125 ribu menjadi Rp 130 ribu hingga mencapai Rp 135 ribu per kilogram.

Menjelang Ramadan, kata dia, kebutuhan akan kuliner biasa meningkat. Sementara ekonomi masyarakat sedang lemah selama Pandemi Covid-19 di tengah kenaikan harga bahan pokok makanan masyarakat. Terlebih, bahan-bahan pokok lain seperti minyak goreng, tempe dan tahu, kemudian disusul harga daging sapi kini meningkat. 

Dari ketiganya, yang jelas dapat diantisipasi Kota Bogor melalui dua langkah tersebut adalah daging sapi. Kota hujan itu memiliki rumah potong hewan (RPH) Bubulak yang bisa dikoordinasikan dari sekarang mengenai ketersediaan stok daging sapi bagi pasar-pasar yang ada.

Atang menyampaikan, untuk langkah pertama sesuai usulannya sudah terkonfirmasi oleh Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Pakuan Jaya bahwa stok daging sapi masih aman. Dia menitip pesan kepada perusahaan tersebut untuk menjaganya selama Ramadan dan Idul Fitri yang tinggal beberapa minggu lagi.

Tinggal bagaimana mempersiapkan pengawasan terhadap distribusi daging dari rumah potong sampai ke tangan pedagang. "Rumus niaga tetap sama, stok aman harga aman. Stok kurang, harga naik. Jadi kalau memang stok aman, tugas selanjutnya amankan distribusi" kata Atang.

Pantauan di Pasar Anyar pada Rabu, harga daging sapi memang dijual pedagang seharga Rp 130 ribu sampai Rp 135 ribu. Salah satu pedagang yang ditemui, Asep mengaku, harga daging sapi yang dijualnya masih 130 ribu agar pembeli langganannya tidak kabur.

Dia sebenarnya ingin juga menaikkan harga hingga Rp 135 ribu. Namun, demi mempertahankan pelanggan lebih baik bertahan dan membuka peluang pembeli baru.

"Jual segitu saja tetap pembeli berkurang, apalagi saya ikut naik harga. Tahan harga ada juga yang baru beli ke sini," katanya.

Bergeser ke area lain di pasar tersebut, pedagang lain Jarkasih mengatakan daging sapi yang dijualnya juga masih Rp 130 ribu agar tidak berbeda dengan pedagang lain."Ya sama aja. Tidak mau naik sendirian saya. Saya harap stok aman aja. Pembeli aman. Kalau bisa harga turun," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement