Sabtu 12 Mar 2022 00:17 WIB

Penyerangan Kiai di Indramayu, PWNU Jabar Apresiasi Kerja Polisi

Juhadi pun mendoakan tersangka agar diberikan hidayah oleh Allah SWT.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Ketua Jam’iyyah Ahlith Thariqah  Al Mu’tabarah An Nahdliyyah (Jatman) Nahdlatul Ulama Kabupaten Indramayu, KH Farid Ashr Waddahr diserang menggunakan senjata tajam saat sedang wirid di mushola Pesantren An-Nur Desa Tegal Mulya, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Selasa (8/3) sekitar pukul 22.30 WIB. Pelaku juga menyerang istri dan keponakannya.
Foto: Istimewa
Ketua Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyyah (Jatman) Nahdlatul Ulama Kabupaten Indramayu, KH Farid Ashr Waddahr diserang menggunakan senjata tajam saat sedang wirid di mushola Pesantren An-Nur Desa Tegal Mulya, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Selasa (8/3) sekitar pukul 22.30 WIB. Pelaku juga menyerang istri dan keponakannya.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Jabar mengapresiasi gerak cepat jajaran Polres Indramayu, dalam menangani kasus penyerangan terhadap Ketua Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyyah (Jatman) Kabupaten Indramayu, KH Farid Ashr Waddahr (Gus Farid) dan keluarganya.

Hal itu disampaikan Ketua PWNU Jabar, KH Juhadi Muhamnmad, dalam konfrensi pers di Kantor PCNU Indramayu, Jumat (11/3/2022). Dia menyampaikan terima kasih karena jajaran Polres Indramayu telah bekerja cepat menangani kasus tersebut.

"Kami juga berharap adanya proses penegakan hukum yang berkeadilan dan berkeadaban sesuai dengan hukum dan hak asasi manusia," tegas Juhadi.

Juhadi pun mendoakan tersangka agar diberikan hidayah oleh Allah SWT melalui peristiwa tersebut. dengan demikian, tersangka bisa menjalani kehidupan ke depannya di jalan kebaikan dan kebenaran.

"Allahumma arinal haqqo haqqo warzuqnajtiba’ah, wa arinal batila batila warzuqnajtinabah," tutur Juhadi.

Juhadi menyatakan, PWNU Jabar sangat prihatin dengan kasus penyerangan yang dialami Gus Farid dan keluarganya. Dia memohon, kepada seluruh keluarga besar NU agar mendoakan Gus Farid, keluarga dan santrinya.

"Semoga diberikan kesabaran, kesembuhan, kesehatan dan pulih kembali seperti sedia kala," kata Juhadi.

Kepada seluruh masyarakat, Juhadi juga mengimbau untuk tidak menyebarkan foto dan video korban maupun pelaku di media sosial karena mengandung unsur kekerasan. Hal itu juga dimaksudkan untuk menjaga perasaan korban serta keluarganya.

Dalam kesempatan itu, Juhadi pun memohon kepada keluarga besar Nahdliyin Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Indramayu, untuk tetap  tenang. Mereka diminta tidak terpengaruh dengan kabar yang beredar terkait dengan kejadian atau peristiwa dan penanganan kasus itu.

"Kita percayakan kepada aparat penegak  hukum untuk mengusut kasus ini secara tuntas," tegas Juhadi.

Juhadi juga mengapresiasi dan berterima kasih  kepada Tim LPBH PWNU Jawa Barat yang telah bekerja cepat untuk melakukan  pendampingan hukum dan advokasi terhadap korban dan saksi-saksi.

Meski demikian, Juhadi menugaskan kepada LPBH PWNU Jawa Barat untuk terus mengawal dan memastikan penanganan perkara itu berjalan sebagaimana mestinya. Selain itu, terus berkordinasi dengan aparat penegak hukum sesuai tingkatannya, serta melaporkan progresnya kepada ketua PWNU Jawa Barat.

Seperti diketahui, Ketua Jatman Nahdlatul Ulama Kabupaten Indramayu, KH Farid Ashr Waddahr (Gus Farid) menjadi korban penyerangan saat sedang wirid bersama jamaah di Mushola Pesantren An-Nur Desa Tegal Mulya, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Selasa (8/3) sekitar pukul 22.30 WIB. Kyai muda muda itu diserang dengan menggunakan senjata tajam.

Tak hanya Gus Farid, pelaku juga menyerang istri Gus Farid, Ning Annah dan keponakannya, Muhammad Haka.Setelah kejadian itu, Gus Farid, istri dan keponakannya dilarikan ke RSUD Krangkeng. Gus Farid dan keponakannya diketahui menderita luka ringan dan saat ini sudah pulang ke rumah. Sedangkan istrinya mengalami luka parah dan saat ini masih menjalani perawatan di RS Gunung Jati Cirebon. 

Polisi saat ini telah mengamankan pelaku yang berinisial S, warga Desa Dukuh Jati, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu.

Ketua LPBH PWNU Jabar, Mahpudin, menyatakan, akan terus mengawal proses hukum terhadap tersangka. Meski demikian, sebagaimana arahan ketua PWNU Jabar, pihaknya mempercayakan penanganan kasus itu kepada aparat penegak hukum.

"Kami akan kawal dan memastikan proses itu berjalan sebagaimana mestinya. Tidak ada indikasi manipulatif," tandas Mahpudin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement