REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menyiagakan seluruh puskesmas terhadap potensi penyebaran hepatitis akut yang tengah marak. Sejauh ini di Kota Bandung belum ditemukan kasus hepatitis akut yang menyerang masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung dr Ahyani Raksanagara mengatakan, kewaspadaan terus ditingkatkan di tengah merebak kasus hepatitis akut. Hal itu mengacu kepada surat edaran Kementerian Kesehatan dan WHO untuk mengantisipasi penyakit yang belum diketahui penyebabnya tersebut.
"Jadi, namanya hepatitis akut dan berat kita sedang waspada itu. Bukan panik, tapi waspada. WHO memberikan warning dan kewaspadaan," ujarnya, Rabu (11/5/2022).
Dia mengatakan, pencegahan yang dilakukan dengan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit hepatitis akut dan pencegahannya. "Ke satu harus memberikan edukasi kepada masyarakat ini penyakit apa, gimana pencegahannya jadi fokus ke pencegahan," katanya.
Selain itu, melakukan sosialisasi kepada puskesmas agar tidak gagap apabila menangani kasus tersebut. "Kedua tata laksana memberikan sosialisasi ke faskes supaya jangan gagap kalau ada keluhan seperti itu. Selain itu juga dilakukan survailance atau pelacakan apabila ditemukan kasus," ujarnya.
Ahyani mengatakan, penularan penyakit hepatitis akut terjadi melalui mulut. Oleh karena itu, upaya pencegahan yang dilakukan dengan menjaga perilaku saat makan seperti mencuci tangan dan makanan yang dimakan harus matang dan bersih.
"Antisipasi tadi nomer satu masyarakat harus paham, (penyakit) dapat terjadi apabila tidak menjaga perilaku kita saat makan, sebelum makan, menyiapkan makanan dan memilih makanan," katanya.
Dia pun sudah menyosialisasikan ke tingkat kewilayahan seperti camat dan lurah untuk waspada terhadap hepatitis akut. Namun, masyarakat diminta untuk tidak panik menyikapi hal tersebut.
"Jangan panik tapi waspada fokus ke pencegahan," katanya. Ahyani menambahkan gejala hepatitis akut diantaranya seperti sakit kuning diantaranya mual, diare, perubahan warna air kencing seperti teh. Pihaknya harus waspada sebab penyakit tersebut dapat menyebabkan kejang dan penurunan kesadaran apabila tidak diantisipasi sejak dini.