Selasa 13 Sep 2022 09:34 WIB

BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Bandung Raya

Pada masa transisi dapat terjadi hujan lebat atau hujan ekstrem termasuk hujan es.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Awan hitam menggelayut di atas Bandung Raya. Menghadapi cuaca ekstrim yang kerap terjadi saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat menghimbau masyarakat khususnya yang tinggal di wilayah beresiko tinggi agar selalu waspada.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Awan hitam menggelayut di atas Bandung Raya. Menghadapi cuaca ekstrim yang kerap terjadi saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat menghimbau masyarakat khususnya yang tinggal di wilayah beresiko tinggi agar selalu waspada.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mengingatkan masyarakat terhadap potensi cuaca ekstrem di Bandung Raya. Saat ini, Bandung Raya dan Jawa Barat memasuki periode transisi atau peralihan musim.

Prakirawan BMKG Bandung Muhammad Iid Mujtahidin mengatakan, kondisi cuaca di wilayah Bandung Raya untuk hari ini dan satu hari ke depan akan terjadi hujan. Namun, relatif menurun jika dibandingkan dua hari sebelumnya.

"Sekarang memasuki masa periode transisi (peralihan musim), ditandai dengan sewaktu-waktu ada perubahan sistem kondisi udara yang selalu berubah-ubah yang berpotensi pembentukan awan hujan," ujarnya saat dihubungi, Senin (Selasa (13/9/2022).

Dia mengatakan, pada masa transisi maka dapat terjadi hujan lebat atau hujan ekstrem termasuk hujan es. Kondisi tersebut akan berlangsung selama akhir September hingga awal Oktober.

 

"Fase transisi (berpotensi) hujan lebat, ekstrem dengan hujan es," katanya.

Iid mengatakan potensi hujan ke depan akan terus ada seiring kondisi suhu permukaan laut di Jawa Barat yang hangat. Kondisi tersebut berpotensi melahirkan awan hujan dan fenomena global yang memberikan kontribusi untuk terjadi hujan.

Pihaknya mengingatkan, masyarakat selama masa transisi peralihan musim harus waspada dan melakukan sejumlah antisipasi. Sebab potensi banjir bandang, genangan, tanah longsor dan puting beliung dapat terjadi.

"Mungkin dilakukan antisipasi kembali, gotong royong digalakkan kembali, pembenahan saluran air, drainase, dari hulu ke hilir," katanya.

Dia mengatakan, setelah beberapa kali hujan lebat, banyak sampah yang berserakan di jalan. Kondisi tersebut mengingatkan masyarakat untuk segera membersihkan drainase dan gorong-gorong.

"Pembenahan saluran air tidak hanya di musim hujan saja, tapi musim kemarau juga. Musim kemarau ada genangan, banjir bandang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement