Kamis 15 Sep 2022 00:20 WIB

Angin Mengamuk di Kuningan, Rusak Rumah dan Tumbangkan Pohon

Masyarakat diminta mewaspadai potensi cuaca ekstrem saat peralihan musim.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah warga membersihkan pohon yang tumbang akibat angin kencang dan cuaca ekstrim.
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Sejumlah warga membersihkan pohon yang tumbang akibat angin kencang dan cuaca ekstrim.

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Angin kencang menerjang dua desa di Kabupaten Kuningan. Masyarakat pun diimbau untuk mewaspadai potensi bencana di masa pancaroba atau peralihan dari kemarau ke penghujan.

Berdasarkan data dari Pusdalops BPBD Kabupaten Kuningan, angin kencang menerjang Desa Cinagara, RT 005 RW 001, Kecamatan Lebakwangi, dan Desa Tinggar, RT 008 RW 002, Kecamatan Kadugede. Peristiwa yang terjadi di dua wilayah berbeda itu terjadi pada waktu yang bersamaan, yakni Selasa (13/9) pukul 15.30 WIB.

Di Desa Cinagara, angin menerjang sepuluh unit rumah, yang dihuni 12 kepala keluarga (KK). Meski demikian, kesepuluh rumah tersebut hanya rusak ringan berupa atap gentingnya yang beterbangan. Dari sepuluh rumah tersebut, total ada 1.000 genting yang beterbangan.

"Tidak ada korban jiwa," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Indra Bayu Permana, Rabu (14/9).

Sementara di Desa Tinggar, angin kencang menumbangkan pohon bubut setinggi 30 meter dan pohon salam setinggi 15 meter. Kedua pohon itu tumbang menimpa akses jalan penghubung antara Desa Tinggar dan Desa Ciherang, serta menimpa satu unit kolam ikan milik warga setempat bernama Enah (60).

Meski tidak menimbulkan korban jiwa, namun tumbangnya pohon tersebut membuat akses jalan penghubung Desa Tinggar–Desa Ciherang untuk sementara tidak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Hingga petang kemarin, para pengguna kendaraan terpaksa harus menggunakan jalan alternatif melalui Desa Bayuning–Desa Ciherang–Desa Jambar.

Peristiwa angin kencang di dua desa itu diawali dengan hujan lebat dalam waktu yang lama. Angin kencang kemudian terjadi dan menyebabkan atap genting rumah warga beterbangan dan pohon menjadi tumbang.

Terpisah, Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, mengatakan, saat ini sebagian besar wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) sudah memasuki masa transisi/pancaroba dari kemarau ke penghujan.

Menghadapi masa pancaroba ini, Faiz mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem. Seperti, hujan secara tiba-tiba dengan intensitas sedang hingga lebat, dan disertai petir serta angin kencang.

Menurut Faiz, potensi cuaca ekstrim itu bisa berdampak terjadinya bencana hidrometeorologi. Seperti banjir, longsor, pohon tumbang dan lainnya.

Tak hanya berdampak pada alam, lanjut Faiz, kondisi perubahan cuaca yang siginifikan dari panas ke dingin juga bisa berpengaruh pada kondisi kesehatan masyarakat. "Jaga selalu kondisi tubuh," ucap Faiz. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement