Rabu 19 Jul 2023 21:32 WIB

Gara-Gara Buang Obor Bekas Sembarangan, Lahan 7.000 Persegi Habis Terbakar

Api di obor masih menyala dan membakar alang-alang.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Karta Raharja Ucu
Ilustrasi kebakaran lahan. Gara-gara buang bekas obor, ribuan hektar area lahan di Sukabumi, ludes terbakar.
Foto: PT Multi Kusuma Cemerlang (MKC)
Ilustrasi kebakaran lahan. Gara-gara buang bekas obor, ribuan hektar area lahan di Sukabumi, ludes terbakar.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kebakaran lahan di Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi pada Rabu sekitar pukul 11.00 WIB. Peristiwa yang terjadi di Kampung Cikanyere RT 02 RW 15 Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak diduga bersumber dari obor bekas yang diduga dibuang seseorang di area kebun.

"Kobaran api berasal dari lahan milik warga yang membakar alang-alang seluas sekitar 7.000 meter persegi," ujar Petugas Pusdalops PB BPBD Kabupaten Sukabumi, Sandra Fitria.

Api membesar karena tertiup angin cukup kencang hingga mendekati pemukiman warga. Kobaran api dapat dipadamkan sekitar pukul 12.15 WIB. Dalam peristiwa tersebut tidak ada korban luka maupun jiwa.

Di tempat terpisah, tiga kepala keluarga (KK) di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terpaksa mengungsi karena rumahnya mengalami rusak berat akibat diterjang angin kencang, Selasa (18/7/2023). Beruntung bencana yang terjadi karena faktor cuaca ekstrem tersebut tidak menimbulkan korban jiwa atau terluka.

Data dari Pusdalops PB Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, kejadian angin kencang tepatnya terjadi di Kampung Selamanjah RT 02 RW 03, Desa Batununggal, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. "Angin kencang menyebabkan satu unit rumah mengalami rusak berat yang di huni 3 KK yang terdiri atas 12 jiwa," ujar Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Daming, Rabu (19/7/2023).

P2BK Cibadak, kata Daming, telah melakukan upaya penanganan bersama dengan elemen lainnya. Di antaranya dengan Babinsa, Babinkamtibmas, Satpol PP kecamatan, Tagana, dan Pemdes Batununggal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement