Rabu 05 Oct 2022 14:13 WIB

Ribuan Siswa dan Pendidik Ikuti Program Gen Aktif, Ini Kata Atalia

Gerakan ini mendorong remaja tumbuh jadi individu sehat dan bebas pengaruh negatif.

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
Program Gerakan Gen Aktif (Generasi Sehat dan Kreatif) digelar di Jabar.
Foto: Istimewa
Program Gerakan Gen Aktif (Generasi Sehat dan Kreatif) digelar di Jabar.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sedikitnya 1.138 siswa SMP, SMA dan sederajat, 347 tenaga pendidik dan staf sekolah, serta 802 orang tua di Jabar mengikuti Gerakan Gen Aktif (Generasi Sehat dan Kreatif). Gerakan ini digelar di tiga provinsi, yaitu DKI Jakarta, Yogyakarta, dan Jawa Barat selama Februari hingga September 2022.

Menurut Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil, Jabar menjadi program terakhir  Gen Aktif ini. Melalui program ini diharapkan dapat memfasilitasi dan mendorong remaja agar tumbuh menjadi individu yang sehat dan terhindar dari hal-hal negatif.

Atali pun, mengapresiasi inisiatif GEN AKTIF ini. Sekaligus, mendorong partisipasi para orang tua di Jawa Barat untuk turut mendukung dan mengambil manfaat dari program ini.

“Keluarga, khususnya orang tua, perlu menjadi contoh baik dalam menciptakan lingkungan pertumbuhan yang positif untuk membangun karakter, kreativitas, dan prestasi para remaja," katanya.  

Selain itu, kata dia, orang tua zaman now harus kreatif serta terus mau belajar. Sehingga pendekatan yang dilakukan terhadap anak pun bisa tetap relevan dan sesuai perkembangan zaman.

"Apalagi di era digital saat ini,” katanya.

Hal senada disampaikan publik figur, Donna Agnesia. Ia menekankan pentingnya peran orang tua dan guru sebagai sosok pendidik remaja untuk menciptakan ruang yang aman bagi remaja untuk mengekspresikan diri. 

Dia mengatakan, orang tua memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak, termasuk pendidikan karakter untuk membentuk generasi yang sehat dan kreatif. Semua kebiasaan baik dapat dimulai dari rumah dan orang tua memiliki peran utama untuk mengajarkan dan mendidik anak.

“Dari mereka kecil, saya selalu mengingatkan kepada suami saya untuk membantu mengurus dan mendidik anak-anak, apalagi kami memiliki dua anak laki-laki yang membutuhkan figur ayah di rumah,” ujarnya.

Sementara menurut Ceo and Founder BenihBaik.com Andi F Noya, hidup tanpa sosok ayah sedikit banyak berpengaruh pada tumbuh kembangnya. Namun, di sisa waktu yang ada, dia mendapat, banyak hal positif. 

Salah satunya, meski hidup dengan ekonomi yang sulit, Andi diajarkan untuk selalu bersyukur. Kemudian, lingkungan sekolah dan gurunya sangat suportif.

Kisah hidupnya itu pula yang melatarbelakanginya membuat sebuah organisasi non profit bernama Benih Baik yang gerakannya fokus membantu anak-anak yang butuh bantuan ekonomi atau pendidikan. 

Menurutnya, prevelensi remaja yang merokok sangat tinggi. 50 persen penduduk di Jabar adalah generasi milenial. Lebih dari separuh penduduk jabar anak muda. 

Kata dia, pada 2045 Indonesia akan mendapat bonus demografi. Jangan jadi beban negara, karena kecanduan narkoba, pendidikan tak tuntas. 

"Kita bertanggung jawab agar hal itu tidak terjadi. Kita ingin masyarakat ini produktif,” paparnya.

Menurutnya, pada saat pandemi banyak orang tua yang dipecat, marah-marah, tingkat bunuh diri tinggi. Ini harus diwaspadai, apakah kita sebagai orang tua, pengajar, sekolah harus menjadi perhatian. 

"BenihBaik menggalang dana agar kita bisa membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan,” katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement