Kamis 27 Oct 2022 06:33 WIB

AHY Ngaku Siap Jadi Cawapres

Kendati mengaku siap, Demokrat saat ini fokus dalam pembentukan koalisi. 

Pertemuan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum DPP Partai Demokrat Surya Paloh, dan Wakil Ketua Majelis Syura PKS M Sohibul Iman.
Foto: Istimewa
Pertemuan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum DPP Partai Demokrat Surya Paloh, dan Wakil Ketua Majelis Syura PKS M Sohibul Iman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh memenuhi undangan makan siang dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Usai pertemuan yang berlangsung sekira dua jam itu, AHY menjawab pertanyaan terkait peluangnya menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari Anies Rasyid Baswedan.

"Kami pribadi terus mempersiapkan diri, apapun tugas ya harus kami jalankan pada saatnya. Apa pun itu, di mana pun itu harus siap," ujar AHY di Wisma Nusantara, Jakarta, Rabu (26/10).

Peluang menjadi cawapres dari Anies juga terus diikhtiarkan olehnya. Jika memang ditugaskan dan menjadi keputusan koalisi, tentu dirinya akan mempersiapkan diri.

"Kita hanya bisa mempersiapkan diri dan menjemput takdir kita seperti apa, yang jelas kita sepakat di sini utk Indonesia lebih baik, lebih sejahtera masyarakatnya," ujar AHY.

Kendati mengaku siap, dirinya saat ini fokus dalam pembentukan koalisi antara Partai Demokrat, Partai Nasdem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Pertemuannya dengan Surya Paloh juga disebutnya membahas koalisi.

"Kita harus kompak dulu, harus solid. Dari situlah kita bisa menghadirkan solusi-solusi yang penting untuk negara kita," ujar putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.

Anies sendiri mengatakan bahwa dirinya tak terburu-buru dalam menentukan calon wakil presiden (cawapres). Namun, ia mengungkapkan tiga kriteria pasangannya untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Saya lihat tiga kriterianya. Satu, memberikan kontribusi dalam proses pemenangan," ujar Anies di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Senin (17/10).

Kedua adalah membantu memperkuat dan menghadirkan stabilitas dalam koalisi. Terakhir adalah bisa membantu dalam pemerintahan yang efektif ketika nanti terpilih sebagai presiden periode 2024-2029. "Tiga pertimbangan itu yang menjadi faktor dan nama belum ada," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement